Jose menatap bangku Rachel yang kosong. Gadis itu lagi-lagi tidak masuk kuliah. Jose sadar pasti gadis itu tidak terlalu siap untuk menghadapi semuanya.
Namun yang meresahkan, Jose bahkan tidak tau gadis itu dimana. Lia pun belum menemukan informasi apapun tentang Rachel sejak kemaren mereka memutuskan untuk mengecek ke kos. Bahkan setelah Jose akhirnya mengantarkan Lia ke studio 6Days, semua berakhir sia-sia. Semua tidak mendapatkan informasi apapun.
Di tengah penjelasan materi Mr Henry, HP Jose menyala tanda ada notifikasi pesan masuk ke HPnya.
Jose yang awalnya tidak terlalu minat untuk menengok HPnya langsung melotot melihat siapa yang memberinya pesan. Jantung Jose berdegup kencang.
Oleh karena itu, setelah Mr Henry mengucapkan waktu sudah habis, Jose langsung berdiri dan mengucapkan ijin untuk keluar kelas terlebih dahulu tak peduli tatapan bingung sekelas kepadanya.
Jose berlari ke mobilnya dan menuju ke daerah yang sejujurnya bahkan jauh dari daerah kampusnya. Jose bahkan heran mengapa bisa sampai sejauh ini.
Jose sampai di salah satu resort yang bisa dibilang resort terbaik di kota kecil tersebut lalu melangkahkan kakinya ke taman yang dimiliki resort tersebut.
Taman tersebut sepi karena kebetulan bukan hari libur dan kebetulan tidak ada projek yang sedang dilakukan disana. Hanya ada satu subjek selain dirinya.
Jose menghela nafasnya lega ketika melihat seorang gadis yang semenjak kemarin menjadi subjek pencarian mereka tengah duduk di salah satu ayunan taman.
Seakan menyadari kedatangan Jose, pandangan gadis itu jatuh ke iris mata Jose lalu tersenyum lemah seakan tidak memiliki kekuatan untuk melebarkan senyum lebih lagi.
"Chel, demi apa. Lo kemana aja?"tanya Jose tidak bisa menahan frustasi, "Semua orang nyariin lo. HP lo mati dan semua gak bisa dihubungin. Lo bikin banyak orang panik!"
Rachel, gadis itu, hanya tersenyum seakan apa yang baru saja dikatakan Jose bukan masalah besar.
Jose mengamati gadis di hadapannya. Gadis itu nampak baik-baik saja. Bahkan apabila Jose simpulkan, gadis itu memang memutuskan untuk menginap karena gadis itu bahkan tidak nampak berantakan dan tercium bau harum dari gadis tersebut.
"Chel,"panggil Jose lagi, "it's okay for tired."
Rachel kembali menyungingkan senyum mirisnya, "Gue ngerepotin lo banget ya, Jos?"
"Apaan sih!"ujar Jose, "Gue, nggak, smua orang nyariin lo dan lo malah merasa ngerepotin?"
"Ya kan bener gue ngerepotin berarti?"
"Chel, gak gitu!"
"Gue bahkan sampe nyuruh lo kesini padahal jarak kota kita sama sini lumayan jauh."
"Lo kesini naik apa?"tanya Jose, "Nginep di resort?"
Rachel terkekeh, "Mana ada duit gue buat nginep disini."
"TERUS?!"
"SABAR BUSET! NGEGAS!"
"CHEL SERIUS!"
Rachel tertawa kecil, "Gue nginep di salah satu wisma apa hotel melati ya tadi lupa tapi emang pengen kesini aja soalnya enak tenang."
"Naik apa?"
"Bus lah. Ojol mahal."
"Murah lagi kalo lo gak kemana-mana!"
"Iya,"ujar Rachel setuju, "tapi biaya buat ngobatin orang gila lebih mahal daripada buat melarikan diri kaya gini."
