11

346 44 6
                                    

Rachel cukup berhasil.

Terhitung sudah 2-3 harian, Rachel mulai beraktivitas lagi di kampus seperti biasa meskipun semua tak lagi sama.

Teman-temannya yang dulu mungkin tidak terlalu akrab menjadi tiba-tiba mencoba mendekatkan diri kepadanya atau mungkin mengajaknya satu kelompok kesana kemari meski Rachel tau mereka selalu melirik ke arah Rachel penuh penilaian.

Rachel sadar bahkan ketika ia keluar hanya untuk membeli peralatan apapun di minimarket atau makan di warung tenda, orang makin dengan mudah mengenali dirinya.

Instagram Rachel bahkan makin penuh dengan notifikasi baik DM maupun permintaan untuk mengikuti sampai komentar di berbagai postingannya yang membuat Rachel bahkan tak memiliki minat untuk membuka sosial medianya lagi.

Berbagai bisikan pun sering tanpa sengaja masuk ke telinganya yang membuat Rachel ingin berhenti sejenak entah untuk mendengarkan atau untuk makin menyakiti hatinya.

Meskipun Jose dan Lia selalu berada di sampingnya namun hal itu malah terkadang justru memperkeruh keadaannya.

Hubungan dirinya dan Bian belum membaik. Mereka bahkan belum bertemu atau berkomunikasi lagi karena Rachel sendiri meminta Bian untuk menunggu dirinya menghubungi terlebih dahulu.

Rachel sendiri merasa bersalah membuat Bian menunggu namun keresahannya terlalu  besar bahkan untuk mendengar nama Bian.

Namun Rachel tau, hari dimana ia akan kembali bertemu dengan Bian akan tiba.

Seperti contohnya notifikasi pesan yang baru saja ia dapatkan dari pihak yang bersangkutan.

Kak Bi
Aku tau aku harus nunggu kamu ngehubungin
Tapi aku besok harus pergi buat konser tur dan lama
Can u let me meet u at least for a while?

Ah, benar. Rachel bahkan sampai lupa kalau kekasihnya akan mengadakan konser tur di beberapa kota di Indonesia kurang lebih sebulan.

Rachel tau ia tidak boleh egois. Karena itu, dengan jaket tebal dan maskernya, ia keluar dari kosnya dan terlihat mobil Bian yang terparkir tak jauh dari bangunan kosnya.

Rachel membuka pintu mobilnya dan terlihat Bian dengan hoodie hitamnya dan topi lalu tersenyum kepadanya

Rachel tidak menampik, ia merindukan kekasihnya.

"Mau kemana?"tanya Rachel bingung ketika Bian ternyata melajukan mobilnya,

Rachel pikir mereka hanya akan berbicara di mobil.

Mobil Bian terus berjalan entah kemana, Rachel sendiri bingung kemana Bian akan membawanya.

Ditemani dengan lagu Day1 yang entah mengapa sedang menjadi lagu kesukaan Bian belakangan ini.

Tiba-tiba mobil Bian berhenti di sebuah lapang luas yang membuat Rachel mengerutkan kening sejenak. Namun matanya langsung berbinar ketika sadar Bian membawanya kemana.

Rachel langsung membuka pintu mobil dengan penuh antusias dan indra pengelihatannya langsung terbius dengan kerlap kerlip berbagai lampu lampu kota yang berpadu dengan gelap malam.

"How can you find this beautiful citylight?"pekik Rachel,

Bian hanya terkekeh sembari menyodorkan tangannya. Rachel membalas sodoran tangannya lalu naik ke atas bumper mobil milik Bian lalu disusul oleh lelaki itu.

Rachel rindu akan kebiasaan ini. Bian dan Rachel memang memiliki satu kebiasaan untuk duduk di atas mobil untuk menikmati pemandangan seperti ini.

"Maaf."

Quiet SoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang