Andai

544 51 2
                                    

10 April 2019 pukul 11.30 Seoul National University Hospital

Seorang pasien terduduk dikasurnya, mentap dokter yang berada dihadapannya dengan tatapan marah. Pasien tersebut diam ketika beberapa suster memasangkan infus ditangan kirinya. Sementara dokter yang bernama Kim Seokjin itu tampak tersenyum, ia berdiri dengan tangan yang ia masukan kedalam saku jas putih milik dokter. Suster yang sudah selesai dengan urusannya kini keluar dari ruangan, meninggalkan dokter dan pasien berdua diruang rawat tersebut.

“Dimana ibuku?” tanya sang pasien.
“Didalam tubuhmu” ucap dokter Seokjin dengan santai.

Pasien itu menyeringai, tidak menyangka ucapan dokter tersebut. Ia telah ditipu oleh dokter yang menanganinya saat ia sedang sekarat, bahkan ia tidak jadi bunuh diri karena dokter sialan ini. Ditatapnya dokter Seokjin tajam, seakan seluruh dendam yang ia rasakan ingin ia lampiaskan kepada dokter ini.

“Kau mempermainkanku?” tanya nya.

Seokjin melihat kebawah, kearah kasur rawat tersebut, disitu tertulis nama Bae Suzy, yang berarti pasien tersebut bernama Bae Suzy.

“Nona, dengarkan aku-”
“Kenapa kau menyelamatkan ku? Aku sendirian sekarang” potong Suzy
“Kau tidak sendirian, kau masih punya seorang kakak kan? Beberapa hari ini ada yang menjengguk mu” ucap Seokjin pada pasiennya.
“Aku tidak menganggapnya kakak-ku” ucap Suzy.

Seokjin mendekatinya. Mendekati pasien yang ia selamatkan seminggu yang lalu. Memegang pundak itu dan membungkuk sedikit, menyamakan pandangannya dengan pasien yang bernama Suzy itu. Sang pasien memundurkan wajahnya, dan terlihat ketakutan.

“Apa maumu?”
“Kau tahu pengorbanan ibumu itu apa? Dia mendonorkan seluruh darahnya untukmu, walaupun ia tahu bahwa ia tidak akan selamat jika mendonorkannya. Namun ia tetap memilih menyelamatkanmu dibanding nyawanya. Itulah pengorbanan seorang ibu untuk anaknya. Setidaknya kau bersyukur, kau bisa hidup hingga saat ini” ucap Seokjin.

Suzy menundukan wajahnya, ia menangis. Seokjin pun menepuk pundak Suzy dengan pelan. Ia tahu Suzy sangat terpukul saat ini.

“Kau punya aku, aku yang menyelamatkanmu, dan aku akan bertanggung jawab hingga kau sembuh” ucap Seokjin.

Suzy pun menatap Seokjin dengan tatapan lirih. Seokjin pun keluar ruangan, berniat untuk memberikan Suzy waktu untuk sendiri. Suzy masih memandanginya hingga tubuh Seokjin menghilang dari pengelihatannya.

10 April 2019 pukul 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 April 2019 pukul 18.25 Incheon International Airport

Kim Jiwon menarik kopernya, hari ini ia punya jadwal untuk pergi ke Jepang pada dini hari nanti. Karena waktu dirasa masih lama, ia pun berjalan menuju kedai Kopi yang terletak diujung Terminal bandara. Jiwon pun memesan sebuah Ice Chocolate kesukaannya, ia membayar dengan menggunakan debit.

“Untukku-”
“Extra Ice kan? Aku sudah mengerti, kau adalah pelanggan tetap kami agassi” ucap salah satu pelayan cafe itu. Yang membuat Jiwon tersenyum.
“Selain tampan, kau juga pandai mengingat. Aku duduk disebelah sana ya, tolong antarkan”
“Baik” ucap pelayan tersebut.

Perfect Boyfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang