Jangan berharap padaku

568 53 6
                                    

13 April 2019 pukul 07.24 Seoul National University Hospital

Suzy menatap jam dinding yang berada di ruang rawat nya. Dirinya kini terduduk di pinggir ranjang rumah sakit dengan memegang perutnya yang sedikit mulai membuncit. Berkali kali ia menatap pintu kamarnya saat ada suara derap langkah. Namun orang yang ia tunggu tak kunjung datang juga.

Benar, Suzy menunggu dokter yang menanganinya. Dokter Seokjin yang menjadi pilihan hatinya.

“Kemana dia?” tanya Suzy.

Seokjin tadi pagi datang keruangannya dan berkata akan membawakan Suzy sarapan setelah selesai mengecek keadaan pasien lain. Hingga sekarang Seokjin belum juga tiba. Suzy menciutkan bibirnya. Saat ini kondisinya tidak dalam keadaan baik untuk berjalan jauh.

Klek.

Bunyi knop pintu terdengar keras di telinga Suzy. Betapa senangnya ia melihat Seokjin yang datang dengan membawa nampan sarapan untuk Suzy. Dengan cepat ia pun kembali duduk di ranjangnya dan menaruh meja makan kecil diatasnya untuk ia pakai makan.

“Aku sudah menduga kau akan datang, aku sudah siapkan meja makan disini dan kau hanya tinggal menaruh makananku disini sementara ak......”

Ucapan Suzy terhenti saat ia menatap Seokjin. Saat ini Suzy menatap Seokjin yang membawa nampan makanan dengan pandangan yang sangat kosong. Seokjin terlihat tampak seperti orang melamun.

“Seokjin-ah?” panggil Suzy.

“Ah, Ne?” jawab Seokjin.

“Kenapa kau melamun?” tanya Suzy.

Seokjin dengan cepat menaruh nampan yang berisi sarapan itu di meja kecil milik Suzy dan terduduk di kursi yang terdapat disamping kasur Suzy.

“Kau ada masalah?” tanya Suzy.

“Tidak, aku baik baik saja” jawab Seokjin. Suzy kini memakan buburnya yang sudah sedikit dingin. Ia memakan buburnya sambil tetap memperhatikan Seokjin yang terduduk dengan melamun. Ingin rasanya Suzy bertanya pada Seokjin tentang masalah yang sedang ia hadapi namun Seokjin saat ini lebih memilih diam.


14 April 2019 pukul 13.45 Nexton Building

Ji Changwook baru saja memarkirkan mobilnya dengan mulus di basement kantornya. Hari ini dia sedang ingin mengemudi sendirian maka dari itu ia mengendarai mobilnya sendiri untuk berangkat kerja. Kemarin jadwalnya sangat padat dari pagi hingga malam sehingga dirinya tidak sempat untuk memegang ponselnya dan lebih memilih beristirahat.

Kini Changwook tiba didepan ruangannya. Seperti biasa sekertarisnya sudah berdiri dengan rapih disana. Memakai riasan yang cantik dan juga sexy. Sebelum memasuki ruangannya, Changwook berdiri di meja sekertarisnya yang sedang membungkuk dihadapannya. Kini mata mereka bertemu, dan saat ini ia sedang kaget karena bosnya sedang menatapnya.

“Apakah anda butuh sesuatu?” tanyanya.

“Bagaimana kalau besok kau memakai celana panjang saja? Aku rasa itu lebih cocok untukmu yang memiliki kaki yang jenjang” ucap Changwook seraya tersenyum dan masuk keruangannya.

Betapa kesalnya ia melihat banyak tumpukan berkas dimejanya. Karena ia kemarin sangat sibuk dan tidak bisa menyelesaikan kerjaan lain maka dari itu kerjaannya hari ini menumpuk dan sangat banyak. Bahkan ia pun tidak mau melihat kerjaannya itu.

Ia memencet tombol panggilan untuk sekertarisnya.

“Kau memanggiku?”

“Apa ini semua?” tanya Changwook pada sekertarisnya.

Perfect Boyfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang