Setelah menikah dan bulan madu bersama, Jiwon dan Seokjin sempat beberapa bulan menumpang hidup di rumah Eomma Seokjin hingga rumah impian mereka jadi.
Sebenarnya mereka hanya membeli rumah jadi siap huni, namun Jiwon dan Seokjin memutuskan untuk sedikit merombak rumah mereka, jadilah 2 bulan kurang mereka tinggal dirumah Eommanya Seokjin.
Eomma Seokjin tidak masalah akan hal itu, malah dirinya senang karena Jiwon dan Seokjin lebih lama tinggal dengannya. Namun hal tersebut membuat Eomma Appa Jiwon yang cemburu lantaran mereka memutuskan tinggal disana.
Pada ahirnya Jiwon dan Seokjin pun selalu menginap dirumah Eomma Appa Jiwon seminggu sekali.
Rumah impian mereka terletak di Hannam. Kawasan perumahan elit Seoul. Entah berapa banyak tabungan suaminya ini sehingga dirinya bisa membeli sebuah rumah disana.
“Berapa banyak tabunganmu?” tanya Jiwon.
“Untuk apa bertanya? Intinya kau adalah tanggungjawabku sekarang” ucap Seokjin.
“Cih, padahal aku hanya bertanya” ucap Jiwon.
Setelah Jiwon memutuskan berhenti menjadi pramugari, ia akhirnya menerima tawaran makapai Korean Air sebagai mentor bagi para calon pramugari yang akan bertugas. Jiwon memberi nasihat bahkan pengetahuan yang ia miliki kepada mereka semua.
“Mentor-nim, kenapa kau menjadi pramugari?”
“Karena mimpiku adalah menjadi seekor burung” ucap Jiwon.
Terbang adalah impiannya. Selamanya ia tidak akan pernah bisa melepas dunia penerbangan dari hidupnya. Walaupun sekarang ia sudah tidak bisa menjadi pramugari, setidaknya ia masih bisa bekerja di maskapai Korean Air, sebagai mentor.
Karena kesibukan Seokjin yang mana adalah seorang doktor di rumah sakit ternama di Seoul, maka dari itu Seokjin jarang pulang dan selalu tidur di rumah sakit, karena beberapa pasien membutuhkannya 24jam penuh. Tanggungjawabnya sebagai seorang doktor sangat diuji ketika seperti ini.
Terkadang Jiwon suka marah jika Seokjin tidak pulang. Ia akan ngambek seharian penuh saat suaminya itu kembali kerumah, yang membuat Seokjin berkali kali merayu Jiwon agar tidak marah pada dirinya.
“Mau sampai kapan kau marah padaku?” tanya Seokjin.
“Abis kamunya sih, sudah punya istri harusnya pulang! Aku selalu menunggumu dirumah!” ucap Jiwon.
“Aku minta maaf ya. Pasienku tidak bisa kutinggalkan” ucap Seokjin.
“Lalu aku? Aku bagaimana?” tanya Jiwon.
Yang mana setelahnya Seokjin memeluk Jiwon dan menenangkan istrinya itu. Sejak Jiwon berhenti menjadi pramugari, pastinya ia lebih sering berada dirumah, dan merasa sepi lantaran Seokjin lebih sering berada di rumah sakit daripada dirumah dengannya.
Layaknya seorang suami dan istri pada umumnya, Jiwon dan Seokjin selalu menyempatkan diri untuk bercinta. Walaupun Seokjin jarang pulang, tapi setidaknya mereka bisa melakukan itu seminggu dua kali. Wajar karena mereka masih pengantin baru.
Biasannya setelah menenangkan emosi Jiwon, Seokjin langsung mencium istrinya itu dengan lembut, dan menggiring Jiwon untuk kekasur. Jiwon dengan senang hati melayani suaminya tersebut. Apalagi mereka jarang bertemu.
Namun terkadang Jiwon juga marah pada suaminya perihal ini.
“Kau itu pulang hanya untuk bercinta denganku saja ya?” tanya Jiwon.
“Iya, daripada aku bercinta dengan wanita lain” ucap Seokjin enteng sambil tertawa.
“Awas aja sampai kau berani” ucap Jiwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Boyfriend✔
Romance✨KIM JIWON & JIN BTS✨ Kisah lika liku cinta Pramugari Kim Jiwon dan Doktor Kim Seokjin Highest rank [#4] Kimjiwon