Mukjizat

488 55 5
                                    

1 November 2019 pukul 12.45 Seoul National University Hospital

Suara tangis bayi kini menggema di seluruh ruang persalinan, tangis bayi Suzy dan Minho. Bayi yang dilahirkan Suzy melalui persalinan normal itu sangat menguras airmata keduanya. Minho bahkan menangis saat mendengar tangis si kecil.

“Bayi kalian laki laki” ucap doktor pada Minho dan Suzy.

Untuk pertama kalinya Minho refleks mencium bibir Suzy tanpa ragu, begitupula dengan Suzy yang menerima ciuman itu dengan senang hati. Mereka terlihat seperti sepasang suami istri, siapa yang bakal menyangka jika mereka belum menikah.

Selagi Suzy sedang diurus oleh beberapa suster rumah sakit, Minho dengan semangatnya mengikuti sang bayi yang sedang dibersihkan. Ia sangat bersemangat sehingga memotretnya terus menerus.

“Dia pasti bayi pertama kalian” ucap Suster yang sambil membersihkan sisa sisa kotoran di tubuh si bayi.

“Ne, dia anak pertama kami” ucap Minho sambil tersenyum.

“Kulitnya putih seperti ibunya, namun kurasa ia akan mirip denganmu” ucap suster.

“Ah benarkah? Kamsahamnida” ucap Minho pada suster.

Minho pun terlihat sedang mengirim foto bayinya kepada Eomma nya. Dari lubuk hatinya yang terdalam jujur ia ingin sekali berbagi kebahagiaan ini bersama ibunya. Namun mereka belum percaya bahwa bayi ini benar anaknya.

“Semoga mereka merestui kami” ucap Minho.

.

2 November 2019 pukul 08.37 Incheon International Airport

Seokjin terdiam menunggu seseorang di terminal kedatangan. Dejavu rasanya, dulu ia sering sekali bermain kesini hanya untuk menjemput Jiwon, setelah menjemputnya mereka biasa makan di resto terdekat dari bandara. Tertawa bersama dan berbagi cinta bersama.

Namun semua itu hanya tinggal kenangan.

“Seokjin-ah”

“Appa!” teriak Seokjin pada Appanya.

Appa memeluk Seokjin yang menjemputnya di bandara, ia memeluk erat putranya itu dan samar samar terdengar suara tangisan yang berasal dari Appa Seokjin. Ia menangis. Seharusnya ini menjadi kedatangannya yang bahagia.

“Appa, gwenchana” ucap Seokjin pada Appanya.

Seharusnya 2 hari lagi adalah hari pernikahan Seokjin dan Jiwon. Namun sampai sekarang pun Jiwon belum juga terbangun dari Koma nya.
Tiket pesawat sudah terlanjur dipesan oleh Seokjin untuk Appanya menghadiri pesta pernikahannya namun semua tidak jadi. Sang puteri tidur belum juga terbangun.

“Appa lapar? Kita bisa makan dulu” ucap Seokjin.

“Tidak usah, antar aku ke Jiwon dulu. Aku ingin bertemu dengannya” ucap Appa.

“Baiklah, kita akan makan pesan antar saja disana” ucap Seokjin pada Appanya.

Seokjin adalah anak yang baik. Ia selalu menjemput Appanya jika ia berkunjung ke Korea, walaupun ia tidak mau tidur dirumah mereka. Beliau selalu saja memesan kamar hotel sendiri untuk dirinya.

Sesekali Seokjin yang disuruh tidur disana bersamanya. Namun Seokjin selalu tidak bisa dengan alasan kasian Eomma.

Seperti sekarang ini, ia membantu Appanya membawakan koper dan menujukkan jalan tempat ia memarkirkan mobilnya. Mereka pun langsung menacapkan gas untuk menjengguk keadaan Jiwon.

.

2 November 2019 pukul 13.45 Seoul National University Hospital

Jiwon masih tertidur dengan cantiknya, beberapa suster disini menyebutnya Aurora-nim, karena ia tertidur sangat cantik bak seorang putri yang menunggu pangerannya datang. Jiwon adalah pasien dari Jinyoung, dan ia pasti berbicara dengan Seokjin jika ada masalah pada Jiwon.

Perfect Boyfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang