Apa hanya aku yang rindu?

482 55 3
                                    

30 Maret 2019 pukul 17.04 Jiwon's House

Jiwon menyeka airmatanya. Ia terduduk di halaman belakang rumahnya. Menghirup udara segar agar pikiran dan airmatanya tenang.

Tak lama Ji Changwook datang dengan membawa secangkir teh hangat untuk Jiwon. Dan duduk dihadapannya.

Jiwon hanya memegang cangkir itu sambil menatapnya dengan tatapan kosong. Karena Jiwon memikirkan sesuatu yang tidak bisa ia ceritakan pada siapapun terlebih lagi Changwook.

"Apa kau dan Seokjin putus?" tanya Changwook pada Jiwon.

"Apa itu doa mu setiap hari?" tanya Jiwon.

"Ne, setiap waktu" ucap Changwook tanpa ragu pada Jiwon.

Jiwon kini menatap mata Changwook yang sedari tadi menatapnya. Changwook bisa melihat mata Jiwon yang merah akibat dari tangisnya tadi. Demi tuhan Changwook ingin meninju pipi Seokjin sekarang juga karena telah membuat calon istrinya menangis seperti ini.

Kini tangannya tengah menggenggam tangan indah Jiwon yang membuat sang empu-nya sedikit tersentak. Namun Jiwon kali ini tidak menolaknya. Ia tidak menolak belaian tangan Changwook di tangannya.

"Aku ada terus disini. Kau tenang saja" ucapnya.

Dari kejauhan, Eomma Jiwon tengah melihat mereka berdua. Ia khawatir jika nantinya Jiwon akan beralih untuk setuju menikah dengan Changwook, lelaki pilihan Appa nya dibandingkan dengan Seokjin, lelaki yang ia cintai. Karena Eomma kini bisa melihat gerak gerik Jiwon jika dia sudah sedikit luluh pada perhatian yang Changwook berikan.

"Kau harus kuat, Jiwon-ah" ucap Eomma.

1 April 2019 pukul 12.45 Incheon International Airport

Kim Jiwon sibuk menelfon Seokjin yang ponselnya terus tidak aktif. Setelah memberi waktu untuk Seokjin sendiri, Jiwon hari ini mulai memberanikan diri untuk menelfonnya. Karena dirinya benar benar rindu dengan Seokjin.

"Apa hanya aku yang merindukannya?" tanya Jiwon pada dirinya.

Jiwon terlihat menitihkan air matanya. Pikirannya tentang wanita yang selalu bersama Seokjin membuat hatinya sangat cemas. Takut jika Seokjin meninggalkannya demi wanita lain. Terlebih lagi pasien yang bersamanya itu terlihat cantik.

"Kau menangis? Jiwon-ah?" tanya Minah pada Jiwon.

"Aku? Tidak!" ucapnya sambil menyeka air mata.

"Kau menangis, apa kau ada masalah? Apa Seokjin menyakitimu? Lihat saja jika dia berani macam macam denganmu akan aku..."

"Tidak, aku yang salah" ucap Jiwon pada sahabatnya.

Jiwon pergi meninggalkan Minah yang masih terheran dengan sikapnya. Jiwon sangat diam hari ini. Tidak, bahkan dari minggu lalu. Namun Jiwon tidak pernah bercerita padanya. Minah sebagai sahabatnya jadi merasa cemas. Takut takut jika Jiwon akan melakukan hal yang diluar dugaannya.

"Tidak Tidak, anak itu akan baik baik saja"

Minah berdiri ketika mendapat panggilan untuk masuk ke Pesawat.

Hari ini mereka semua pergi untuk acara kesehatan yang digelar WHO di Jepang. Saat ini mereka semua masuk ke pesawar sebagai penumpang, bukan sebagai awak kabin.

1 April 2019 pukul 13.06 Tokyo International Airport

06 Tokyo International Airport

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perfect Boyfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang