Prolog

701 38 2
                                    

Pagi itu Arima sibuk menata berkas-berkas di kantornya sampai akhirnya masuklah seorang laki-laki bersurai hitam-putih bersiap melaporkan tugasnya.

"Kau sudah selesai Haise?"Tanya Arima masih sibuk meneliti dokumennya, lelaki itu mengangguk.

"Saya ber-"

Belum selesai Haise berucap tiba-tiba Arima meloncat dari mejanya untuk menyerang Haise sambil menghunuskan penanya, Haise terkejut dengan cepat berusaha menangkis serangan Arima namun ternyata tangkisannya meleset hingga akhirnya jatuh terduduk dan Arima mengacungkan penanya.

"Kau lengah Haise"

Haise tertawa kecil lalu menerima uluran tangan Arima untuk berdiri.

"Sumimasen, anda terlalu cepat Arima-san saya belum siap"

"Musuh tidak akan memberi ampun"

Haise menggaruk pipinya kikuk lalu melaporkan tugasnya dan Haise juga bercerita soal halusinasinya pada Arima setelah selesai Haise memberi hormat bersiap pergi.

"Ingatanmu masih hilang?"

Haise memutar langkahnya lalu kembali menghadap Arima.

"Iya, biarlah saja sepertinya saya tidak membutuhkannya"

"Kau yakin?"

Haise mengangguk lalu menyetuh dagunya.

"Saya sudah cukup bahagia dengan hidup saya sekarang".

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang