29:Kagome

392 23 16
                                    

"Kagome...kagome....kagome....Burung didalam sangkar...Kapan kau keluar dari sangkarmu?"

Dengan sisa-sisa tenaganya tiba-tiba Furuta menyanyikan sebuah lagu mistis sesaat sebelum Ken menebaskan katananya ke leher Furuta.

Suasana kantor kepolisian benar-benar mengerikan karena penyerangan kelompok :Re, semua hancur lebur ditambah kemunculan geng Clown yang ikut andil memporak-poranda kepolisian dengan alasan main-main.

Setelah pertarungan sengit selama berjam-jam antara Furuta dan Ken, setelah beberapa kali Furuta memojokkan Ken ternyata Ken berhasil memukul balik Furuta hingga Furuta kehabisan tenaga dan sekarat setelah Ken berhasil menusukkan katananya ke perut Furuta.

"Nee Sasaki, kenapa kau masih percaya kepada Eto dan Arima padahal mereka sudah merenggut ingatanmu demi ego mereka semata?"

Ken terdiam cukup lama lalu mendongak melihat kearah langit-langit kantor kepolisiannya yang retak serta berlubang besar karena beberapa kali terkena efek bom-bom kecil yang di lempar oleh para Clown dan kembali menatap Furuta.

"Entahlah..Kurasa karena mereka sudah berusaha menebus kesalahan mereka, setiap manusia punya kesempatan untuk berubah dan aku merasa aku tak punya masalah untuk tidak memaafkan mereka"

Furuta tertawa lalu terbatuk memuntahkan darah sambil meringis menahan sakit dari darahnya yang terus mengucur dari perutnya.

"Lalu, seandainya aku bilang ingin berubah dan hidup normal sepertimu apakah kau akan memaafkanku serta mempercayaiku?"

"Entahlah"

"Seandainya kau tidak bertemu dengan Rize hari itu, mungkin kau tak perlu berjuang sejauh ini"

"Iee, seandainya hari itu aku sudah tahu akhirnya akan begini aku akan tetap menemuinya karena berkat itu juga aku bertemu dengan banyak orang, bertemu dengan orang yang bisa kusebut sebagai guru dan aku bertemu dengan orang yang kini kucintai"

Furuta mengadahkan kepalanya sejenak berusaha mengatur pernafasannya lalu kembali menatap Ken berharap seandainya Furuta terlahir dengan hati se-naif itu.

"Kenapa kau begitu ingin menjadi pewaris?"Tanya Ken

"Sejak kecil aku selalu sakit-sakitan, aku tak punya teman, aku selalu tidak naik kelas dan hidupku hanya di penuhi belas kasihan"

Furuta terdiam sejenak.

"Hidupku benar-benar menyedihkan hingga suatu hari aku bertemu dengan Rize...Dia dipindahkan ke panti asuhan yang sama denganku, dia teman pertamaku semua begitu menyenangkan ketika aku bersamanya, sampai hari itu..."

Furuta kembali terbatuk.

"Rize di adopsi keluarga kaya yang ternyata pemilik rumah pelacuran, karena aku tak ingin dia ternodai aku menyelamatkannya! Tapi, kenapa? Kenapa dia tak kunjung mencintaiku? Dan kenapa dia justru jatuh cinta padamu? Dan kenapa jantung itu harus berdetak di dadamu?!"

Ken terdiam, tiba-tiba rasa bersalah itu kembali menggelayuti hati Ken padahal perasaan itu sudah lama Ken lupakan tapi hari ini Furuta membuat Ken kembali mengingatnya.

"Gomennasai..."

Furuta menghela nafas lalu tersenyum bersamaan dengan hujan yang mulai membasahi tubuh mereka.

"Selama hidupku aku berpikir aku ingin menggenggam semua yang kuinginkan entah bagaimana pun caranya sebelum aku mati dan nanti kuceritakan semuanya pada Rize jika tak ada lagi yang ku sesali di hidupku"

Ken memejamkan matanya, perasaan bencinya mendadak menjadi rasa iba setelah mendengar Furuta tertawa sambil menangis.

Seumur hidup Furuta dia hidup bagai burung dalam sangkar yang tak bebas melebarkan sayapnya kemana saja karena di kejar waktu dengan vonis jika umurnya tidak akan lebih dari 30 tahun.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang