14:Inside Me

270 22 0
                                    

Sore itu Haise sedang berada di ruang data dan berusaha membaca berkas-berkas tentang Kaneki Ken dan ternyata Haise hanya mengetahui jika dia adalah buronan polisi.

Tak ada secuil informasi yang bisa mengorek apa saja yang dia lakukan di 20 tahun yang lalu?

"Haise, apa yang kau lakukan disini?"Tanya Akira tiba-tiba dari ambang pintu, Haise terkejut dan reflek menyembunyikan berkas yang dibacanya di balik punggung.

Akira menatapnya dengan penuh menyelidik sedangkan Haise justru memalingkan wajahnya.

"Apa itu Haise?"Tanya Akira lagi.

"A-Aku membaca tentang Kaneki Ken"

Akira tertegun lalu menghela nafas berat.

"Untuk apa kau membacanya? Dia hanya buronan polisi lagi-"

"AKU MUAK!"

"Hai-Haise?"

"Aku muak kenapa aku tidak diperbolehkan mengingat masa laluku? Aku muak terus dihantui dengan Kaneki Ken tanpa tahu siapa dia! Aku muak! Aku ingin ingatanku kembali atau halusinasi Kaneki Ken itu lenyap!"

Akira terdiam lalu berjalan mendekati Haise lalu memeluknya.

"Gomen Haise, untuk beberapa hal sebaiknya kau tak tahu masa lalumu...Masa lalumu terlalu menyakitkan"

Haise terdiam, apa yang salah dengan masa lalunya?.

-o0o-

"Haise..."

Suara itu lagi dan kini Haise sudah berada di sebuah ruangan gelap bercorak hitam dan putih.

Haise memejamkan matanya berharap segera bangun dari mimpi buruknya.

Haise benci suara anak kecil bersurai putih itu karena anak kecil itu selalu mengintrogasinya dengan banyak pertanyaan hingga membangkitkan rasa takut terdalamnya.

"Mimpi ini lagi"

Sedetik kemudia terdengar suara wanita dengan tawa mengejek, wanita cantik bersurai ungu dengan kacamata minus lengkap seringaian licik itu.

Wajahnya memang tidak sepenuhnya bisa Haise lihat tapi entah kenapa Haise bisa langsung mendeskripsikan jika wanita itu cantik dengan surai ungu walau Haise tidak bisa ingat sepenuhnya wajah wanita itu.

"Kaneki?"

Suara lembut itu, Haise merasa tidak asing dengan suara wanita itu tapi Haise selalu punya rindu yang membuncah dengan pemilik suara lembut itu.

Sekuat apapun Haise mengingat wajah wanita itu maka rasa sakit kepalanya lebih kuat lagi dibanding Haise mengingat hal-hal lain.

Tapi, Haise ingin sekali mengingat wajah wanita itu dan ingin sekali bertemu dengan wanita itu.

"Kau sudah mendapatkannya Haise?"

Haise berbalik mendapati Kaneki sudah duduk dikursi dengan tangan terantai ke belakang seperti biasa.

"Apa maksudmu?"

Kaneki terlihat mendecih kesal lalu kembali menekuk jarinya hingga terdengar seperti mematahkan tulang jarinya.

"Kau sudah mendapatkan Touka-chan"

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang