"Aku harus membujuknya?"
Nishiki mengangguk-angguk diikuti dengan Hide yang antusias walau sebenarnya Hide sedikit kecewa jika lagi-lagi tak berhasil merebut hati Touka tapi Hide tidak mengapa asalkan wanita itu kembali dengan senyum riangnya lagi.
"Kenapa harus?"Tanya Touka lagi bingung.
"Aku yakin kalian sudah saling jatuh cinta"
Touka merona malu lalu menghela nafas berusaha tidak terlihat malu didepan musuhnya ini.
"Ini cuma asumsiku yah, jadi jangan kecewa kalau hipotesisku salah"
Touka memutar bola matanya malas, kenapa Nishiki harus berbelit-belit menjelaskannya?
"Sudah jelaskan saja intinya!"
"Menurutku Haise itu Kaneki yang hilang ingatan"Sahut Hide.
Deg
Touka diam meremas jemarinya, awalnya Touka juga berpikir begitu tapi karena beberapa kali Touka mendapati Haise tidak menyukai apa yang Kaneki sukai harapan Touka pupus.
"Jadi, alasanmu menyuruhku membawa Haise ke apartemenku itu agar bisa mengorek kenangannya?"
Hide mengangguk sambil menjentikkan jarinya, Touka menghela nafas berat.
"Aku tak yakin hipotesismu benar"Cibir Touka, Nishiki mengerutkan alisnya sebal.
"Kenapa?"
"Yah karena walau mereka mirip, kesukaan mereka benar-benar bertolak belakang!"
Nishiki terkekeh sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Hei, kau lupa kalau pacarmu itu mengidap kepribadian ganda setelah penculikan itu?"
Touka tertegun, bagaimana Touka bisa lupa hal itu? Touka tersenyum seakan sadar ada secercah harapan untuknya.
"Kau benar! Aku harus mencobanya!"
-o0o-
Haise berpikir sejenak, bukannya tidak senang tapi rasanya aneh jika Touka tiba-tiba minta tolong diantar ke apartemen.
Karena untuk apa? Wanita itu bukan wanita penakut untuk berjalan di kegelapan sendirian.
"A-Aku ingin Haise mampir ke apartemenku dan menemaniku aku sedikit kesepian sejak pacarku menghilang tanpa kabar"Jelas Touka dengan wajah merona, Haise tersenyum lalu mengangguk paham.
"Baiklah, nanti sore aku akan kesini lagi"
Touka tersenyum sumringah dan itu membuat hati Haise menghangat.
"Jadi, tadi kenapa Haise terlihat lelah sekali?"Tanya Touka, Haise terdiam sejenak berpikir apakah dia bisa berbagi dengan Touka atau tidak.
Haise melirik jam tangannya, jam makan siang sudah berakhir.
"Gomen, akan kuceritakan nanti! jamku makan siangku sudah selesai"
"Souka, baiklah kutunggu nanti sore"
Haise tertawa mengacak-acak rambut Touka gemas.
"Gomenne membuatmu kecewa, Ittekimasu!"
Touka merona malu menatap Haise yang sudah keluar dari :Re lalu tersenyum menyentuh bekas sentuhan Haise.
"Itterashai Haise..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
FanfictionDitengah peliknya perasaan Touka karena lenyapnya Kaneki, munculah laki-laki ber aura mirip Kaneki hingga hampir saja Touka mengira itu reinkarnasi kekasihnya. Akankah Touka bertahan dengan perasaannya atau mengalihkan perasaannya pada lelaki itu? T...