Sebaris kalimat Arima barusan sontak membuat Eto membatu menatap Arima antara bingung dan nyaris meluap karena bahagia tapi Eto tidak berani langsung mengartikan kalimat Arima tersebut adalah balasan dari pertanyaan yang berputar dikepalanya beberapa hari ini.
"A-Apa?"
Arima menghela nafas berat entah kenapa tiba-tiba dia merasa gugup ditambah wajahnya yang tiba-tiba terasa panas.
"Aku menyukaimu"
Deg
Eto tiba-tiba tertawa kencang dengan air mata menggenang berusaha menganggap candaan Arima seperti biasanya karena tak ingin sakit hati jika ternyata Arima hanya bercanda tapi ternyata begitu Eto menatap sorot mata Arima yang sama sekali tidak menunjuk candaan melainkan sorot kecewa karena tawa Eto barusan.
"Ternyata kau masih tak pernah menganggap serius diriku bahkan setelah selama 20 tahun aku menunggumu"Ucap Arima dengan wajah datar namun suaranya terdengar sendu sedangkan gadis itu justru menunduk lalu tubuhnya terlihat bergetar.
"Ba-Bagaimana ini?"
Eto mengangkat wajah dan Arima terkejut melihat gadis itu sudah menangis sesenggukan berusaha menyeka air matanya dengan tangannya.
"E-Eto kau kena-"
"Nee Arima Oshiete yo...ke-kenapa aku menangis? Padahal aku senang sekali! A-Aku senang karena aku juga menyukaimu"
Deg
Arima langsung memeluk erat gadis itu sambil tersenyum lebar mendengar ucapan gadis itu barusan, Eto menangis sesenggukan didalam pelukan Arima seketika mereka merasa beban berat yang menghimpit dada mereka serasa lepas begitu saja hingga terasa ringan sekali.
"Baka, aku sudah takut kalau ternyata kau masih menyukai Kaneki Ken"
Eto tertawa di sela isaknya namun tak ingin melepas pelukannya karena terlalu malu menunjukkan wajah sembabnya.
"Nee....bolehkah a-"
"Tentu saja dengan senang hati"
Eto tertawa.
"Hei aku belum selesai bicara baka!"
"Aku sudah tahu kau akan mengajakku berpacaran"
"Kenapa kau se-yakin itu baka?"
"Karena..."
Arima melepas pelukannya lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan kotak beludru merah lalu membukanya dan mengeluarkan sebuah cincin berhias batu emerald yang indah untuk disematkan di jari manis Eto lalu menggenggam erat tangan Eto.
"A-Arima ka-kau-"
"Ya Yoshimura Eto, aku melamarmu agar margamu menjadi Kishou Eto dan aku tidak menerima penolakan seperti naskah novel yang salah plot cerita"
Air mata Eto kembali merembes sambil tersenyum sumringah tidak menyangka jika malam itu Arima langsung melamarnya.
"Baka, sekalipun kau tidak memaksaku aku sudah pasti menerimanya!"
Arima tersenyum dengan senyum paling manis yang pernah Arima tunjukkan pada Eto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
FanfictionDitengah peliknya perasaan Touka karena lenyapnya Kaneki, munculah laki-laki ber aura mirip Kaneki hingga hampir saja Touka mengira itu reinkarnasi kekasihnya. Akankah Touka bertahan dengan perasaannya atau mengalihkan perasaannya pada lelaki itu? T...