22:Attention

279 25 0
                                    

Si rambut putih berkacamata persegi itu mulai terlihat aneh dimata gadis itu pasalnya Eto harus berkali-kali menahan sebal karena Arima semakin gencar menjauhinya dan selalu saja keluar dengan Akira padahal Eto berniat memberi tahu hal penting yang beberapa hari ini membuatnya frustasi.

"Hari ini saja Arima! Aku mohon aku sudah capek merenggek padamu setiap harinya dan kau hanya diam menatap kertas-kertas putih membosankan itu!"

Arima melirik Eto lalu kembali mengeti di laptopnya.

"Kau tahu? Kau bisa berhenti merenggek mulai sekarang karena aku tak pernah memintamu merenggek"Balas Arima pedas dan itu membuat Eto sedikit tertohok hingga rasanya ingin mengambil katananya untuk memotong lidah Arima yang tidak berperasaan itu.

"ARIMA!KENAPA KAU JADI MENYEBALKAN SEPERTI INI?!"

Arima menghela nafas lalu menatap tajam Eto dan itu sedikit membuat nyali Eto menciut karena selama ini walau Arima terlihat dingin tapi dia selalu menatap hangat kearahnya.

"Kau punya 2 pilihan, pertama kau pergi dari sini sendiri..."

"Ya-Yang kedua?"

"Kau katakan saja sekarang disini tak usah berbelit-belit! Aku lelah dengan sikap merepotkanmu itu!"

Deg

Harusnya kalimat itu tidak berimpas apapun pada Eto tapi entah kenapa ketika Arima mengatakan hal itu rasanya Eto benar-benar sakit hati hingga rasanya ingin menangis sekarang.

"Baiklah, aku akan pergi sekarang dan takkan menemuimu lagi"Ucap Eto dengan suara parau lalu memutar langkahnya untuk keluar dari kantor Arima dengan kepala menunduk.

Grep

Jantung Eto berhenti berdetak seketika, Arima memeluknya?!.

-o0o-

Gadis itu merenggek mengajaknya keluar sejak sejam yang lalu sedangkan tugas kantornya benar-benar menumpuk banyak hari ini ditambah penyerangan kemarin membuatnya harus lembur selama seminggu ini beruntung Akira mau menemaninya lembur dengan begitu tugas Arima bisa sedikit berkurang.

Tapi, apa yang dilakukan gadis itu? Merenggek setiap harinya mengajak dirinya kencan dengan alasan ada hal yang ingin dia sampaikan perihal Kaneki Ken dan Arima sudah muak menahan diri karena gadis itu masih saja mengabaikan perasaannya.

Arima pun memutuskan mengabaikan gadis itu selama seminggu dan entah kenapa gadis itu seperti sibuk membuat alasan agar mereka bisa tetap bertemu walau akhirnya gadis itu tetap mengoceh dan Arima mengabaikannya.

Akira beberapa kali menggoda Arima dengan bilang mungkin Eto sudah mulai menyukainya dan sekarang situasi mereka malah berbalik.

"Baiklah, aku akan pergi sekarang dan takkan menemuimu lagi"

Arima bisa melihat sorot kesedihan yang terpancar dari netra gadis itu dan sebaris kalimat Eto barusan benar-benar membuat Arima sejenak merasa sedikit takut jika gadis itu benar-benar serius dengan kalimatnya dengan cepat Arima bangkit dan berjalan memeluk gadis itu dari belakang.

Arima bisa merasakan tubuh gadis itu sedikit menegang terkejut karena perlakuannya dan Arima tidak peduli karena Arima tak ingin gadis itu serius dengan kalimatnya barusan.

"A-Arima apa yang kau lakukan?"

Arima melepas pelukannya ketika Eto berbalik menatapnya dengan wajah bingung dan Arima tidak menyadari ada sedikit rona merah di kedua pipi gadis itu.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang