11 - i heard his voice

3.1K 476 73
                                    

ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ft. nct dream

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Berhenti sebentar,"

Jeno menghentikan larinya kemudian duduk di kursi yang berada di pinggir.

Ia merobek sebagian kain dari pakaiannya untuk menutupi luka. Ia menyadari kecerobohan itu ketika Chenle memberitahu.

Menggeram sakit ketika ia melilit kain pada tangan.

Setidaknya mereka akan meninggalkan jejak hanya sampai di sini. Selain itu, tidak mungkin luka cukup dalam dibiarkan begitu saja tanpa dihentikan pendarahannya.

Tetesan darah yang Jeno buat di sepanjang jalan dapat menjadi petunjuk bagi kedua orang itu bila mengerjarnya kembali.

Beruntung saat ini mereka masih berada di lantai dua, tepatnya di dekat ruang seni. Tempat awal Jeno dan Jaemin sebelum pergi mencari Haechan dan Renjun.

"Hyung, apa masih terasa sakit?" tanya Chenle.

Jeno mengangguk, "Tidak masalah, ini lebih baik."

Iya, lebih baik karena tidak meninggalkan jejak lagi.

Selebihnya Jeno sendiri tidak tahu, tetapi kain itu telah dipenuhi warna merah di beberapa tempat.

"Sekarang kita harus ke mana?" tanya Jaemin sambil mengusak surainya frustasi.

Ia benar-benar bingung. Dihadapkan dengan kejadian menegangkan serta penggunaan senjata secara nyata, membuatnya merasa tertekan.

Ia masih tidak percaya kehidupan yang semula normal, tidak pernah terlibat hal berbahaya menjadi berkebalikan di depan matanya sendiri.

"Aku juga tidak tahu." Jawab Jeno.

Jujur, ia merasa lelah. Luka yang ia terima membuatnya berpikir bila terus berjuang mungkin ia akan mendapatkan yang lebih parah dari ini.

"Apa kita menyerah saja mencari Haechan dan Renjun? Bersembunyi hingga semuanya berakhir." Jaemin, sudah putus asa.

"A-aku ..." Chenle tidak melanjutkan perkataannya. Ia bingung, di satu sisi ia tidak ingin berada dalam bahaya lagi, tetapi di sisi lain ia harus menemukan Renjun.

Selain itu, ia juga harus mencari Jisung. Mengingat lelaki itu yang tidak diketahui bagaimana keadaannya, membuat Chenle merasa bersalah.

Rasanya ia ingin menangis lagi. Tetapi sejak kapan ia jadi secengeng ini hanya karena anak nakal itu?

Jaemin yang semula berdiri kini berjalan memutar sembari memijat pelipis. Terkadang ia juga menggumamkan kata-kata pusing.

Jeno menahan diri untuk tidak menegur perilaku bodoh yang anak itu lakukan. Ia tidak bisa membayangkan, bila Haechan ada di sini, mungkin mereka berdua akan kelihatan sebagai orang paling bodoh.

idiot school | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang