36 - explanation

1.2K 200 36
                                    

ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ft. nct dream

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mark baru saja membersihkan diri. Selesai memakai pakaian, ia mengeringkan rambut dengan handuk. Setelah dirasa cukup, ia menghela napas sebelum terdiam menatap jam. Tidak lama lagi, Lucas mengajaknya bertemu. Entah atas dasar apa, tetapi dari pesan yang dikirimkan sepertinya penting.

Minggu ini bukanlah hari yang mudah. Menyesuaikan diri dengan suasana lama yang telah berubah rasanya sangat sulit. Namun, inilah konsekuensi yang akan ia dapatkan. Lagipula, Mark sendiri sudah berjanji bahwa ia akan memperbaiki semua. Itu adalah sebuah keharusan yang harus ia pertanggung jawabkan.

/Tok-tok

"Aku tidak mengunci pintunya. Masuk saja, Ibu."

"Ruang tamu. Aku ingin bicara."

Mark terkejut mendengar balasan itu, setelah menutup mulut padanya selama satu minggu penuh, akhirnya mereka bisa bicara. Tanpa butuh waktu lama, Mark meninggalkan kamar menuju lantai bawah. Semoga saja, pembicaraan ini tidak berakhir buruk.

"Kenapa kau kembali?"

Setelah keheningan mengisi ruang tamu cukup lama, akhirnya Jeno mulai membuka suara. Mark akui, adiknya memang pandai mencari waktu. Ibu ternyata masih belum kembali dari pusat perbelanjaan. Dengan kata lain, pembicaraan mereka tidak akan menjadi masalah meskipun berujung tidak baik.

"Kau pernah mendengar jawabannya di masa lalu, Jeno."

"Lalu kau pikir itu semua dapat berhasil?"

Jeno terdiam sebentar, "Apa yang membuatmu yakin jika kau bisa memperbaiki retakan yang telah kau buat sendiri? Apa itu empati Ibu? Karena rasa sayangnya yang dapat kau manfaatkan?"

"... Kau berpikir terlalu jauh."

Jeno mengalih pandang, menatap manik hitam sang kakak yang tetap terlihat tenang meskipun ia telah menuang air keruh.

"Begitukah?"

Mark sudah menduga pembicaraannya tidak akan jauh dari ini. Lagipula bilamana ditilik dari segi luas pun, ini adalah sesuatu yang wajar.

"Kau datang karena urusanmu telah selesai, bukan? Aku masih tidak mengerti kenapa pada akhirnya kau malah melakukan ini." Jeno menatap jendela di hadapannya, menunggu Mark yang sedari tadi diam merespon perkataannya.

"... Karena itu termasuk urusanku."

Mark sebenarnya tidak ingin mengatakan alasannya pada siapapun. Sekalipun Ibu dan Jeno. Meskipun Lucas terlanjur sudah tahu, itu terjadi bukan karena Mark yang mengatakannya, tetapi Lucas yang terlibat. Namun, Mark juga tidak ingin hubungannya dan keluarga semakin memburuk jika ia tidak menjawab pertanyaan ibu, maka dari itu pada akhirnya mark memberitahukan wanita itu garis besar tindakannya.

idiot school | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang