12 - we find them

3.1K 485 44
                                    

ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ft. nct dream

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Haechan semakin memberontak ketika mendengar bantingan pintu yang berasal dari bilik sebelah. Itu pasti Renjun yang pergi ke luar karena telah mendengar suara Chenle.

Ia mendengarnya, ketika Renjun meneriaki namanya.

“Senior, lepaskan aku! Kenapa kau malah menahanku di sini?! Aku harus keluar, kau sudah mendengarnya barusan, Renjun juga pergi!”

“Kau hanya membahayakan nyawamu, jangan gegabah!”

“Aku tidak peduli! Jika teman-temanku berada di luar sementara aku berdiam di sini, itu yang namanya bahaya! Cepat minggir!”

“Ck, keras kepala.” Mark melepaskan Haechan, membuat lelaki bersurai coklat itu hampir terjatuh karena tiba-tiba dilepaskan saat memberontak dengan sekuat tenaga.

Mark mengeluarkan pistol yang ia simpan kemudian berjalan meninggalkan bilik tersebut.

Haechan buru-buru mengikuti, ia hendak meraih pintu sebelum tangan Mark menahannya.

“Tetap berada di belakangku, atau aku tidak akan mengizinkanmu keluar dari sini.”

Tatapan tajam itu ditujukan kembali padanya. Tetapi tidak berarti apa-apa karena yang ia pikirkan hanya satu; keluar dari sini menuju Renjun dan Jaemin.

Belum sempat Haechan mengeluarkan protes, Mark telah membuka pintu lalu menarik tangannya dengan kencang.

Demi apapun, itu sakit!

Baru saja hendak berteriak, Haechan malah terkejut ketika melihat keadaan Jaemin yang ditahan dengan pisau di sebelah lehernya. Belum lagi, terdapat darah dari luka di bagian pelipis.

“Jaem—”

“Diam! Jika kalian tidak ingin orang ini mati, maka turuti ucapanku!”

“Apa yang sebenarnya kau inginkan bajingan!” bentak Jeno.

Gawat, kalau sudah begini tidak ada yang bisa mereka lakukan. Bergerak sedikit, orang itu pasti akan menancapkan pisau ke leher Jaemin.

Renjun memutar otaknya untuk memikirkan cara yang harus ia lakukan agar orang itu melepaskan pisau.

Jaemin berusaha mencengkram pisau itu, tetapi sulit karena tubuhnya juga ditahan. “L-lepaskan aku, bangsat.”

“Masih bisa berkata kasar ketika hendak mati, diamlah.” Orang itu semakin menekan pisaunya hingga kini Jaemin dapat merasakan permukaan pisau menyapa leher.

“Dengarkan aku baik-baik, sekarang cepat turuti perkataanku dengan tidak memberontak dan menyerahkan anak si—”

/Dor!

idiot school | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang