21 - surveillance tool

3.1K 471 103
                                    

ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ft. nct dream

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Perencanaan sedikit diubah. Walaupun sama seperti awal; pergi ke lantai satu untuk mengambil ponsel. Tetapi mereka juga akan mencari keberadaan murid lain. Sebenarnya Renjun ingin mencari mayat guru Kim. Namun, hal itu ditolak mentah-mentah oleh Jeno karena ia merasa terlalu berbahaya.

Jika mereka telah sampai di aula lalu menemukan sekumpulan orang berpakaian hitam itu yang sedang berjaga, maka Mark, Jeno, dan Jisung akan mengalihkan perhatian untuk menarik mereka menjauh.

Masalah guru Choi dan Ahn, itu semua ada pada tangan Renjun.

Lalu Jaemin, Chenle dan Haechan akan mengurus ponsel. Setelah mendapatkannya mereka akan menghubungi polisi lalu keluarga.

Meski rencananya seperti itu, mereka berharap semoga saja tidak perlu terbagi-bagi seperti ini. Karena sebenarnya hal tersebut akan sangat mudah membuat mereka terpisah lagi.

Chenle mendekat ke sisi Jisung. Ia sebenarnya menyadari ada yang berbeda dengan temannya itu setelah bicara dengan seniornya. Rasanya setelah selesai bicara, Jisung jadi sedikit lebih diam.

"Kau tidak apa-apa?" tanyanya.

Jisung menoleh. "Memangnya aku kenapa?"

"Seperti ada yang berbeda. Apa yang baru saja kau bicarakan dengan senior Mark?"

"Bukan hal yang penting. Mungkin itu hanya perasaanmu saja."

"Kita berteman tidak hanya beberapa bulan, tetapi tahun Park."

Jisung terkekeh kecil. Ia mencubit pipi lelaki itu hingga membuat orangnya mengerang protes. "Kau ini kenapa sih?! Aku sedang bertanya!"

"Kau tidak perlu khawatir." Jisung meraih jemari Chenle kemudian menggenggamnya.

Chenle menghela napas. Setidaknya perasaan khawatirnya secara perlahan mulai menghilang.

Jaemin yang tidak sengaja memperhatikan itu kini mendekat kembali ke sebelah Renjun. "Mereka terlihat lucu. Jika anak nakal itu suatu saat nanti datang melamar ke rumah kalian, kau harus memberinya restu."

Renjun menatap Jaemin sinis. "Kau mau mati?"

"Kejam sekali, pantas saja tidak ada yang mau mendekatimu."

"Kau mau kucekik ya?"

"Renjun~ kau tidak boleh begitu pada sahabat tampanmu ini~"

Tuhan, sebenarnya Renjun pernah membuat kesalahan sebesar apa di masa lalu? Kenapa ia harus ditakdirkan memiliki sahabat bodoh seperti Jaemin. Ah, ini belum Haechan. Anak itu bahkan lebih parah.

Setelah memastikan tidak ada yang meninggalkan apapun, mereka akhirnya keluar dari ruangan untuk berjalan dengan hati-hati menuju ruang kesehatan, tidak lama karena mereka hanya menunggu Haechan mengobati luka-luka dan beberapa lebam di wajah Mark. Setelah selesai mengobatinya, mereka kemudian mengendap lagi menuju aula.

idiot school | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang