the school give a surprise for you!
be ready, this not only an ordinary surprise, it's a big surprise!
───────────────────────────
| action-romance | bahasa | bxb | yaoi | harsh word |
[!] warning: containing sensitive content like blood, murder, fi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ft. nct dream
ini panjang sih 9670 kata.
bacanya senyaman dan sesenggang mungkin aja ya. jangan lupa duduk yang nyaman juga hehe
. . . . . . . .
last chapter.
prepare yourself!
.
Pukul sembilan pagi, Renjun mengantar Chenle mengunjungi makam Jisung seperti apa yang sebelumnya ia rencanakan. Namun, begitu sarapan selesai ternyata Chenle yang mengajaknya terlebih dahulu. Syukurlah, itu membuat rencananya terealisasikan dengan mudah sebelum bertindak.
Sama seperti kunjungan makam pada umumnya. Mereka datang dengan beberapa bunga dalam genggaman Chenle.
"Ji," Chenle tersenyum tipis menatap nisan bertuliskan nama temannya. "Aku hari ini datang bersama Gege lagi. Dia tidak pernah absen mengantarku menemuimu. Sangat baik, bukan?"
"Heh, sudah seharusnya begitu." Renjun menghela napas. "Pagi, Jisung. Hari ini bunga-bunga itu aku yang bayar."
"Ge ..."
"Aku hanya memberitahunya."
"Uhm, benar." Chenle terkekeh. "Hari ini bunga itu spesial karena Gege yang memberikannya."
Dalam genggamannya, Chenle mengangkat bunga-bunga tersebut untuk menaruhnya. Renjun turut memperhatikan, Chenle sempat berhenti begitu melihat beberapa bunga lain yang telah berada di sana terlebih dahulu.
"Ada yang datang sebelum kita."
"Lagi, ya?"
Benar juga.
Setiap kali Renjun mengantar adiknya mengunjungi makam Jisung, di sekitarnya selalu telah terisi oleh bunga-bunga baru yang masih tampak segar.
"Aku yakin itu bukan kebetulan." Chenle berujar sembari menaruh bunga dalam genggamannya secara bertahap. "Terlepas dari data pelanggaran yang ia lakukan di sekolah, Jisung itu memang orang yang baik."
Renjun tersenyum tipis.
Aku tahu.
Aku bisa merasakannya juga.
"Mereka pasti merindukan Jisung." Chenle tersenyum lagi, ikut merasa senang karena temannya sering dikunjungi. "Bunga yang mereka bawa juga indah."
Dua tangkai bunga berwarna putih telah selesai Chenle taruh. Sembari menaruh bunga lain, lelaki bersurai cokelat itu tidak berhenti membicarakan banyak hal.
