30 - final sheet of that day

2.8K 484 157
                                    

ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ft. nct dream

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seumur hidupnya Chenle tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi, bahkan tepat di depan matanya sendiri.

Memang benar, semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Tuhan; tidak dapat diprediksi maupun diketahui. Sesuatu yang berkaitan dengan takdir, kehidupan, kematian, nasib seseorang dan lain sebagainya yang tidak dapat diatur oleh makhluk hidup.

Semua orang paham itu.

Mereka tentu saja mengerti.

Namun, hari ini. Di tengah keadaan yang semakin memburuk serta kericuhan yang semakin menjadi, Chenle berharap semua pemahaman di atas bukanlah sebuah kenyataan.

Seluruhnya, termasuk apa yang sedang terjadi saat ini, Chenle ingin mengubahnya.

Salah? Tentu saja.

Ia tahu itu adalah pemikiran yang salah.

Itu tidak akan pernah terjadi dan tidak mungkin bisa. Meski ia telah mencoba segalanya atau memohon hingga menangis darah pun, kenyataan tetap bersifat mutlak.

Sepasang jemarinya menggenggam erat tangan itu dengan susah payah. Setiap kata yang keluar dari belah bibirnya entah kenapa terasa menyesakkan. Napasnya memberat, air matanya juga terus mengalir tanpa henti.

Mendengar itu semua tepat di dekatnya, Jisung perlahan menoleh. Tangannya mencoba melepas genggaman itu sebelum terulur untuk menghapus air mata yang mengalir di pipi putih Chenle.

"Jangan menangis."

Chenle menggeleng keras, "Bagaimana bisa?!" Ia menahan jemari itu tanpa peduli akan air matanya yang ikut membasahi.

Hari ini, Jisung sering mendapati Chenle menangis.

Namun, entah kenapa tangisannya yang sekarang membuat ia merasa sangat bersalah.

"Apa menurutmu hari ini aku sudah menjagamu dengan baik?"

"Apa maksudmu?! Tentu saja iya!" Chenle menjeda ucapannya ketika napasnya semakin memberat. "Ji ... kau tahu aku menyayangimu. Kau tidak boleh kenapa-napa, hiks ..."

Mendengar itu, senyum tipis seketika terukir di bibirnya. "Tetapi hari ini kau juga terluka, Chenle." Jisung kembali menghapus air matanya.

"Berhenti bicara seperti itu! Ini bukan apa-apa, hiks ..." Chenle terisak lagi. "Ini salahku sendiri. Aku memang tidak bisa menjaga diri. Kau juga seharusnya tahu, kau juga ikut terluka karena menolongku, hiks ..."

Benar juga.

Chenle tidak bisa menjaga dirinya sendiri dengan baik. Meskipun tidak terlihat seperti itu, tetapi kenyataan memang berkata lain. Chenle selalu mendahulukan sesuatu yang ia anggap benar. Belum lagi, jika lelaki itu sedang panik. Ia benar-benar bertindak gegabah.

idiot school | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang