23 - still haven't find the answer

3.4K 484 75
                                    

ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ft. nct dream

chapter ini lumayan panjang, cari tempat nyaman sebelum baca ya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Sial. Gelap sekali di luar," keluh Jeno begitu mereka telah berjalan beberapa langkah.

Koridor tidak sepenuhnya tersorot cahaya rembulan sehingga mereka perlu berhati-hati saat berjalan.

"Jadi, tempat apa yang akan kita periksa terlebih dahulu?" tanya Jaemin dengan tatapan awas ke segala arah.

Ia berusaha tenang walaupun saat ini detak jantungnya semakin bertalu seiring langkah kaki membawa mereka menjauh. Jika seseorang bertanya apakah ia menyesal telah memutuskan untuk ikut, maka jawabannya adalah tidak semua.

Jaemin memang menyesal karena keadaan di luar tampaknya lebih menakutkan dibanding berdiam di ruang kesehatan. Tetapi, ia juga tidak sepenuhnya menyesal karena ini memang apa yang harus ia lakukan.

Kemanapun Jeno pergi, Jaemin akan ikut. Belum lagi, sekarang Haechan juga turut andil, dan itu membuat Jaemin semakin khawatir tentunya. Ia memiliki alasan tersendiri untuk itu. Walaupun sekarang ia tengah dilanda kebingungan akibat perasaan dan pikirannya yang bertolak belakang.

Hal yang membuat Jaemin harus ikut kemanapun Jeno pergi tidak lain adalah untuk mengawasinya. Setelah mengetahui Jeno memang membawa dan menyembunyikan senjata dari awal —sebelum sekolah mereka kedatangan kejutan— Jaemin tentu saja menaruh curiga pada lelaki bermata sipit itu.

Sebenarnya Jaemin tidak akan repot-repot mengawasinya jika saja Jeno tidak menyembunyikan benda itu dan berbohong. Namun, karena pada kenyataannya lelaki bermata sipit itu memang sengaja menyembunyikannya, bukankah sudah jelas ada sesuatu yang sedang direncanakan?

Jaemin merasa beruntung karena ia dapat memasang muka seolah tidak tahu apa-apa dan berhasil mengawasi Jeno dengan selalu berada dalam lingkup yang sama kemanapun mereka pergi.

Selama itu, Jaemin mengawasi gerak-gerik lelaki bermata sipit itu yang tidak terlihat berbahaya tetapi misterius di saat bersamaan. Ia tahu tatapan aneh Jeno pada Mark dan Haechan, ia juga tahu ada sesuatu yang lelaki bermata sipit itu sembunyikan saat mereka menemukan banyak mayat di lantai dua.

Dan itu yang membuatnya harus tetap waspada.

Jeno memang tidak terlihat berbahaya, bahkan sama sekali tidak. Namun, jika Jaemin sendiri saja bisa memasang wajah seolah tidak mengetahui apa-apa, bukankah hal itu juga dapat berlaku bagi Lee Jeno?

Katakanlah Jaemin memang nekat. Ia tidak seberani Renjun tetapi ia memilih untuk terus mengawasi Jeno. Ia hanya ingin memastikan semua baik-baik saja.

Hingga suatu kejadian membuat Jaemin hampir saja mematahkan pemikirannya bahwa Jeno bukanlah orang yang baik. Ia juga hampir menertawai dirinya sendiri karena tidak mengantisipasi kejadian tersebut datang; di mana ia sengaja ditinggalkan Jeno.

idiot school | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang