26 - what must i do?

2.9K 491 119
                                    

ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ft. nct dream

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sesuai arahan Mark, begitu mendengar suara langkah kaki yang tidak bisa dibilang sedikit, mereka kembali ke tangga atas. Tempat di mana sebelumnya mereka turun dari rooftop.

Namun, baru saja sampai di dekat pintu yang menghubungkan tempat itu dengan ruang kepala sekolah, mereka mendengar langkah kaki lain dari atas.

Bajingan.

Di tengah situasi panik yang membuat mereka gelisah, Jisung merasa bingung karena pintu menuju ruang kepala sekolah tidak bisa dibuka meskipun ia telah memencet tombolnya berulang kali.

"Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?!" Jisung meremas surainya frustasi.

"Tidak bisa?!" Jeno bertanya panik.

Jisung meringis, "Maafkan aku hyung, aku sudah mencobanya."

"Kalau begitu kita kembali ke bawah dan lawan mereka yang ada di sana." Ucap Mark.

Chenle menggeleng, ia tidak setuju dengan apa yang Mark katakan, "Senior tetapi-"

"Dengarkan aku. Itu adalah jalan satu-satunya yang bisa kita ambil saat ini. Kalian pikirkan, jika kita terus berdiam di sini menunggu tombol itu berfungsi sama saja kita menunggu orang-orang itu datang."

"Di bawah lampu menyala dan itu terbukti setelah Jaemin mencobanya. Aku tidak tahu kenapa tombol di sana tidak bisa berfungsi. Tetapi setelah mencoba berpikir, bagaimana kalau kenyataannya hanya ruangan bawah saja yang memiliki listrik? Kalian tahu sendiri, tombol tidak akan berfungsi jika listriknya mati."

"Selain itu, jika kita memilih untuk pergi ke atas, tentu saja itu adalah pilihan paling buruk."

Penjelasan panjang yang Mark katakan membuat mereka mulai memahami situasi. Mereka tidak mungkin pergi ke tempat gelap itu saat terdengar langkah kaki dari sana. Sama saja dengan menyerahkan diri pada lawan.

Renjun merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menyadari situasi di saat keadaan sedang menekan mereka. Mereka beruntung bertemu Mark, karena seniornya itu benar-benar dapat kondisi dengan baik.

"Kalau begitu, ayo kembali." Jisung menggenggam kembali senapan di tangannya kemudian memimpin jalan.

Mereka telah membuang waktu untuk berdiskusi di atas, karena itulah sekarang mereka menuruni tangga dengan hati-hati.

Setelah menunggu waktu yang tepat, begitu melihat adanya salah satu bagian sekumpulan orang itu keluar dari lorong, Jisung langsung menembakkan pelurunya ke arahnya secara acak.

"Sialan! Mereka benar ada di sini!" Orang itu berteriak terkejut sembari berlari kembali ke dalam lorong.

Mark ikut menembak. Mereka berdua terus mengarah ke arah lorong itu untuk menghambat pergerakan orang-orang di sana.

idiot school | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang