2O - hidden fact

3.1K 476 105
                                    

ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ft. nct dream

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Haechan membuka mata, pandangannya buram dan kepalanya terasa pusing. Begitu menarik napas dengan tenang secara teratur, perlahan buram itu berangsur menjadi jelas. Tubuhnya lemas, bahkan menggerakkan tangan saja butuh tenaga banyak.

Ia menatap ke atas; langit-langit.

Tempat ini bukan koridor, melainkan sebuah ruangan. Hal terakhir yang Haechan ingat sebelumnya adalah ketika ia disekap oleh orang-orang itu lalu semuanya berubah hitam.

Ia ... tertangkap?

Mark.

Ke mana Mark sekarang?

Memeriksa diri sendiri, ia tidak menemukan adanya luka baru. Ia juga tidak diikat dengan tali atau barang apapun yang membuatnya tidak bisa bergerak.

Apa mereka memang sengaja? Jangan-jangan mereka mengawasinya secara langsung.

Dengan hati-hati ia mengarahkan pandangannya untuk melihat sekitar. Namun, ketika menatap sebelahnya Haechan berteriak begitu menemukan seseorang.

“Jangan berteriak.”

“MARK?!”

Tolol.

“Apa kau merasa sakit?”

Haechan buru-buru menggeleng. “Aku hanya merasa lemas. Apa yang terjadi? Kenapa kita berada di sini? Ke mana orang-orang itu dan—astaga! Wajahmu terdapat banyak luka! Tunggu, kenapa bajumu juga terdapat banyak bercak merah seperti itu?! Sebentar, di mana aku menyimpan peralatan medis itu, di ma—”

Diam.

Haechan yang semula panik kini merasakan tubuhnya membeku. Bagai sengatan listrik yang mendatangkan efek kejut secara kilat. Mark membungkam mulutnya dengan bibir tipisnya.

Lengan yang barusan terangkat untuk mencari kotak medis kini mematung tanpa energi. Jantungnya berdetak cepat seolah tidak tahu aturan. Maniknya yang membelalak beradu tatap dengan obsidian hitam milik Mark.

Haechan merasakan netra itu tidak memberinya tatapan tajam atau menusuk. Rasanya berbeda, tatapan itu terlihat tenang dan teduh. Meninggalkan kesan lembut yang sialnya membuat jantungnya malah tidak kunjung berdetak normal.

Seharusnya, Haechan menolak.

Seharusnya sekarang ia mendorong lelaki itu menjauh agar ciumannya terlepas. Namun tidak, bahkan ketika Mark menggerakkan bibirnya Haechan masih diam.

Asing, tetapi membuatnya merasa pusing.

Hingga akhirnya Haechan merasakan pasokan udaranya menipis, ia memukul bahu Mark agar lelaki itu berhenti. Mengerti keadaan, Mark melepaskan ciumannya.

idiot school | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang