17 - how about now? did we fail?

3.1K 488 87
                                    

ft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ft. nct dream
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah beberapa menit terlewati kini mereka kembali berkumpul untuk merencanakan apa yang perlu mereka lakukan setelah ini.

Berhubung barusan tidak lagi terdengar suara langkah kaki ataupun tembakan, kini mereka membuat rencana.

Mereka akan kembali turun ke lantai satu untuk mengambil ponsel. Sebenarnya ini sedikit berisiko karena mereka baru saja melawan orang-orang itu di perpustakaan yang notabenenya berada di lantai satu.

Awalnya mereka tidak akan melakukan itu.

Tetapi bila dipikir-pikir kembali, mereka tidak tahu apa yang perlu dilakukan selanjutnya untuk keluar dari sekolah ini.

Selain itu, sekarang mereka juga membawa senjata dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan sebelumnya.

Walaupun hanya berjumlah empat, tetapi itu lebih baik dibandingkan mereka yang sebelumnya hanya memiliki satu.

Jisung, Jeno, Mark dan Jaemin. Mereka yang membawa dan memegang senapan itu.

Walaupun Jaemin memang tidak yakin membawa benda mematikan itu, tetapi ia harus meyakinkan diri sendiri bila ia bisa.

Jika ia bisa menjatuhkan mereka dengan pukulan dan tendangan, kenapa dengan senapan yang sekali tembak ia tidak bisa?

Dan lagi, mereka mendapatkan informasi dari Jisung bahwa guru-guru yang barusan membantu; guru Choi dan Ahn, ternyata bersekongkol dengan sekumpulan orang-orang itu.

Renjun sempat tidak percaya.

Baiklah, ia yang dikenal dekat dengan beberapa guru sebenarnya cukup akrab dengan guru Ahn. Alasannya? Jangan lupakan fakta bahwa ia selalu mengikuti olimpiade yang kebetulan dibimbing oleh guru itu.

Tetapi pada akhirnya ia memilih untuk menyimpan fakta itu terlebih dahulu. Ia seorang pemikir, tidak mungkin mempercayai apa yang belum ia buktikan kebenarannya dengan mata sendiri.

“Kalau guru-guru itu memang berkhianat apakah guru Kim yang sudah tertembak juga termasuk?” tanya Haechan.

“Ah benar, apa jangan-jangan itu hanya cara mereka mengelabui kita?” timpal Jaemin.

“Terlalu nyata bila dikatakan mengelabui, darah yang kita lihat benar ada bukan?” Jeno.

“Masuk akal, anggap saja sama seperti petugas kebersihan yang mayatnya masih tergeletak di koridor.” Renjun.

Jisung menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal sama sekali. “Sebenarnya aku tidak melihat mayat guru Kim di bawah, tetapi aku melihat ada cairan merah di sana,”

Mark mengerutkan dahi, “Apa mereka memindahkan mayatnya?”

“Tetapi kalau begitu kenapa hanya mayat guru Kim yang dibawa?” tanya Chenle.

idiot school | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang