idiot school | nct dream ✔

13 - it's getting more dangerous

ft. nct dream

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Masih dalam ruang kesehatan, mereka belum beranjak pergi. Setidaknya butuh beberapa waktu untuk mempersiapkan diri. Mereka perlu mengatur strategi untuk itu bukan?

Tidak mungkin mereka keluar dari sini tanpa memperhitungkan sesuatu. Terlalu berisiko jika akhirnya mereka terancam bahaya kembali.

Belum lagi, mereka juga tidak tahu kapan ini semua akan berakhir. Jadi, sepertinya lebih baik mencari jalan keluarnya bersama tanpa menunggu semua berakhir dengan sendirinya.

Opsi itu terdengar lebih baik dibandingkan menunggu sesuatu hingga waktu yang tidak diketahui kapan.

Mereka tidak mungkin terus berada di sekolah dalam keadaan seperti ini. Mengingat nyawa yang begitu berharga untuk usia yang masih dibilang belum dewasa.

"Setelah keluar kita perlu mencari seseorang terlebih dahulu." Jeno membuka suara.

Haechan yang masih berada di sampingnya mengernyitkan dahi, "Siapa? Kau mau mencari guru untuk meminta bantuan?"

"Bukan. Temannya Chenle."

Seketika Haechan mengingat anak nakal yang tidak ia temukan batang hidungnya sedaritadi, "Ah! Aku baru mengingatnya, kemana dia?"

"Justru itu bodoh, karena kita tidak tahu dia di mana makannya kita mencarinya."

"Siapa tahu saja sudah tahu, tidak perlu menyebutku bodoh juga." Cibir Haechan.

"Memang itu, kau bodoh."

"Katakan sekali lagi pada orang yang sudah mengobati lukamu."

Haechan beranjak, ia hendak menghampiri Jaemin lagi.

Matanya sedikit melirik ke arah Mark yang masih setia berdiri di depan jendela. Namun, ketika Mark tiba-tiba berbalik lalu menatapnya ia terkejut.

Bahkan ia hampir membentur dinding yang berada di sebelahnya karena mundur secara spontan.

Mark yang melihat itu menatapnya malas, "Kau itu kenapa?"

Haechan memasang senyum terpaksa, "Tidak, hanya terkejut." Lalu ia sedikit berlari menuju tempat Jaemin.

Ia mengintip dari balik korden. Melihat Mark dan Jeno yang terus diam tanpa adanya percakapan.