Sebelumnya terima kasih yang sudah apresiasi dan nunggu cerita amatiran dari author baru debut ini. Ternyata ini rasanya ya jadi author hehe. Semoga aku bisa tetep konsisten sama cerita ini sampek titik darah penghabisan, muwehehe. Style aku bikin cerita harap maklumi aja ya masih baru soalnya wkwk, kalau ada kritik dan saran jangan sungkan komen aja ya teman-teman...
Oke deh Happy Reading semuanya, semoga tidak mengecewakan kalian ya....
.
.
.
.................
Tangannya beralih menangkup dagu Sejeong dan mulai mendekatkan wajahnya pada telinganya. Dengan darah yang berdesir geli, Sejeong menggerakkan kepalanya menjauh. Bibir Sehun sangat dekat dengan cuping telinga Sejeong dan membisikkan sesuatu.
"Let's start this game...." bisiknya sambil menggigit cuping telinga Sejeong.
Tangan Sehun beralih pada bibir merah itu lagi. Seakan tak ingin melewatkan pemandangan yang membuat naluri prianya meraung-raung. Seolah-olah, menyuruhnya untuk segera menyentuh bibir merah itu dengan bibirnya.
Satu lumatan lembut sukses menjadi awalan yang membuat wanita mana pun terlena, termasuk Sejeong. Gadis brutal yang tadi menyiram seorang kapten football dengan air selang itu, memberontak saat bibir Sehun tengah lihai melumat lembut bibirnya. Kepala Sehun pun tetap dengan telaten mengikuti arah gerak kepala Sejeong yang sedang meronta-ronta ingin lepas.
Seketika lumatan itu berhenti...
"Ikuti permainanku." Bisikan Sehun bagaikan sihir yang membuat Sejeong diam seribu bahasa. Tatapan tajam Sehun seperti memiliki kekuatan magis yang mampu menghipnotis Sejeong untuk diam.
'Srakkk...'
Tangan Sejeong berhasil terlepas dari kungkungan Sehun dan beralih menarik leher Sehun. Tanpa aba-aba, tangan Sejeong telah melingkar sempurna pada leher Sehun. Saat itu juga seakan-akan ingin membalas aksi tiba-tiba Sehun tadi, Sejeong pun juga tak ingin kalah dalam hal lumat-melumat itu.
'Cuppp..cupp..ccuppp'
Suara decakan yang ditimbulkan dari dua bibir yang saling bertautan itu, berasal dari dua pasang musuh yang saat ini tengah larut dalam ciuman panas di gang sempit sekolah.
Tangan Sejeong tidak tinggal diam dalam permainan ciuman tersebut. Tangannya bergerak dari leher Sehun, lalu ke rambutnya yang terlihat sudah acak-acakan itu, dan terakhir perut sixpack yang kali ini membuat sang empunya merasa kegelian nikmat.
Tapi Sehun tidak menolaknya, malah saat ini dia juga tidak ingin kalah. Tangan Sehun sudah berhasil membuka 3 kancing baju seragam cafe yang baru Sejeong terima saat itu. Di kecuplah leher putih itu. Turun ke dada dan sampailah pada gundukan indah yang masih terbalut bra ungu. Sehun mulai mengecup gundukan itu hingga membuat sang empunya mendesah. Tangan satunya meraih bokong Sejeong agar lebih mendekat.
"Ahhhh..... Se..Sehun"
.....................................
"Andwae... andwae...."
"Aaaaaa......"
Nafas yang memburu, keringat yang terlihat bercucuran dan mata bengkak akibat kurang tidur, membuat Sejeong terpaksa membangunkan diri dari mimpi yang aneh tadi.
"Untung cuma mimpi". Bisiknya lega sambil memegang dadanya. Terlihat dia mengambil nafas panjang dan terus-terusan menggeleng-gelengkan kepala tak percaya dan mengipaskan wajahnya yang panas.
YOU ARE READING
✔IT'S ALL COMING BACK TO ME
Romans"GAK PUNYA MATA APA, HUH??" "Maafkan aku, sumpah aku tidak sengaja. Maaf... maaf." "Ciihhh... jika semua kesalahan bisa dibayar dengan kata maaf terus polisi kerja apa, nona?!" "Maafkan aku... aku benar-benar tidak sengaja. Aku mengakui kecerobohan...