Dua belas

8.1K 1K 243
                                    



Hari berlalu dan tak terasa seminggu Seokjin beristirahat dan selama seminggu itu Namjoon menemani Seokjin. Tidak selama 24 jam nonstop Namjoon menemani. Seminggu bersama Namjoon membuat Seokjin sadar Namjoon tidak seburuk yang dia kira. Tapi sifat menyebalkannya masih tetap ada. Seokjin rasa kata menyebalkan sudah menjadi nama tengahnya.

Sekarang Seokjin sudah membaik dan dirinya sudah bisa jalan -walau tidak lama. Selama seminggu sakit dia juga baru sadar Jimin, Jiyeon dan Hoseok tidak ada. Namjoon bercerita bahwa ketiganya yang pertama sampai saat dirinya di serang vampire dan itu membuat Seokjin khawatir karena dia tau vampire itu kuat, vampire itu yang membuatnya jatuh. Seokjin sempat bertanya keberadaan tiga orang itu namun Namjoon diam tidak menjawab -lebih memilih menghindari topik ini. Sekarang saat Namjoon sedang tidak bersamanya -pergi entah kemana-, Seokjin memanfaatkan ini untuk pergi mencari ketiganya. Dia khawatir.

"Seokjin,"

Seokjin menengok mendapati teman sekolahnya yang memanggil -Yoongi. Ah, Yoongi. Walau dia teman satu sekolahnya entah kenapa dia paling tidak nyaman dengan pria ini.

Pria berkulit pucat itu berjalan mendekatinya. Seokjin baru saja keluar kamar berencana mencari keberadaan Jiyeon, Jimin dan Hoseok dan langsung bertemu dengan Yoongi.

"Kau mau kemana?" Tanyanya saat tiba di sebelah Seokjin.

"Jalan-jalan." Jawabnya.

Yoongi menaikan satu alisnya, "pembohong yang buruk. Kau mau bertemu Hoseok dan yang lainnya bukan?"

"Y-ya." Balas Seokjin.

"Ikut denganku. Mereka bertiga berada di ruang kesehatan. Mereka sedang mendapatkan perawatan."

Ruang kesehatan. Entah kenapa Seokjin sedih mendengarnya.

"Ikuti aku. Aku akan membawamu." Yoongi berbalik dan Seokjin mengikutinya dari belakang.

Tidak ada perbincangan karena Seokjin yang diam. Yoongi yang pendiam tidak masalah dengan keheningan ini. Seokjin mengamati punggung Yoongi dan entah kenapa Yoongi nampak berbeda. Yoongi memang pendiam namun diamnya Yoongi sekarang ini menyeramkan.

"Bagaimana... kabar mereka?" Seokjin berusaha memulai pembicaraan.

"Kau bertanya siapa? Jimin?" Tanpa menghentikan langkah dan tatapannya Yoongi menjawab dengan pertanyaan lagi.

Seokjin mengangguk, "ya, Jimin, Jiyeon dan Hoseok."

"Jimin membaik. Hoseok masih buruk dan Jiyeon aku tidak tau lebih tepatnya tidak peduli."

"Syukurlah Jimin selamat. Tapi Hoseok, kenapa masih buruk? Apa lukanya parah? Apa lawannya kuat? Dan kau, kenapa tidak peduli dengan Jiyeon? Dia juga menyelamatkanku." Rentetan pertanyaan itu membuat Yoongi menghentikan langkahnya, berbalik menatap Seokjin. Seokjin langsung diam.

"Kau ingin aku menjawab semua?"

"Y-ya, kenapa?" Tanyanya.

"Kondisi Hoseok memang buruk karena lukanya yang parah. Dan benar dia mendapat lawan yang sangat kuat. Lalu aku tidak peduli dengan Jiyeon karena dia telah membunuh Jihoon."


Jihoon? Oke, Seokjin tau sepertinya itu nama vanpire pria berbadan mungil yang ikut menyerangnya.


"Aku tidak menyangka vampire wanita itu kuat sampai membuat keadaan Hoseok parah. Dan Yoongi, bukankah Jiyeon benar membunuh musuh?"

Seokjin tidak menyadari kedua tangan Yoongi mengepal kuat, matanya sekelebat terlihat merah. "Kau, asal kau tau vampire pria yang katamu pantas dibunuh itu adalah adikku."


W n HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang