Seokjin terbangun dan saat terbangun dia sadar ini bukan dikamarnya. Di atasnya terdapat atap kayu dan saat memengok ke samping tidak ada seorang pun di sana. Seokjin mendudukan dirinya, menatap bingung ke sekitar cukup lama sampai dia sadar kini dia tengah berada di sebuah gazebo namun di tempat entah dimana -tapi Seokjin tidak merasa asing dengan tempat ini. Yang ia tangkap dari matanya adalah gazebo tempatnya bernaung, sebuah pohon besar dengan pemandangan bulan penuh di belakangnya dan seorang wanita bergaun putih dengan bagian belakang menjuntai sampai ke tanah. Wanita yang sangat cantik. Seokjin tau wanita itu adalah moon goddes. Seokjin membenarkan posisi duduknya lalu membungkuk sopan.
Sang mood goodes tersenyum melihat tingkah Seokjin. Kakinya yang tidak menggunakan alas apapun itu berjalan mendekati Seokjin lalu duduk di sisi gazebo, "Kemari Luna." moon goddes menepuk sebelah tempat duduknya.
Seokjin mengangguk patuh dan berangsut duduk di sebelah sang moon goddes. Dia duduk tegak di samping moon goodes, Seokjin melirik sebentar moon goddes. Wajah moon goddes begitu sempurna dengan terpaan angin yang menggerakan pelan rambut panjangnya.
Moon goddes masih menatap pemandangan bulan penuh yang berada di depannya. "Luna, kenapa kau memaksa hadiahku untuk sempurna padahal belum pada waktunya?"
"A-apa?" Seokjin yang tiba-tiba diberi pertanyaan nampak bingung.
Moon goddes menengok menatap Seokjin. Matanya bergulir ke tato yang berada di leher Seokjin. "Hadiah yang aku berikan padamu." Matanya kembali menatap Seokjin, "Kau tau kan hadiah yang aku maksud?"
Seokjin mengangguk kaku.
"Hadiah yang aku berikan padamu itu akan sempurna saat kau berusaha keras. Hadiahku tidak bisa kau paksa sempurna, Luna. Saat sesatu hal kau paksa sempurna padahal dia belum saatnya itu bisa menjadi bencana dan itu berlaku pada hadiah yang aku berikan padamu."
Seokjin terdiam, tangannya secara refleks memegang tato bulan di lehernya -tanda bahwa dia Luna.
"Hadiah yang aku berikan padamu di paksa keluar sehingga ada aura hitam di dalam hadiahku."
"Jadi maksudmu, kekuatanku... jahat?"
Moon goddes menggeleng, "Kekuatanmu tidak jahat. Hanya saja karena ada yang mencampurinya maka kekuatanmu menjadi tidak menentu, Luna."
Seokjin mengusap tato dilehernya. "Apa ini karena aku malting dengan alpha? J-jadi keputusanku mating dengan alpha salah?"
"Aku tidak akan mengatakan salah. Aku akan mengatakan tidak tepat. Hadiah yang aku berikan dipaksa untuk sempurna padahal dia belum waktunya sempurna. Kekuatanmu masih belum bisa mengendalikan hadiah yang aku berikan, Luna. Hal selain mamaksa kesempurnaan hadiahku ini bukan hanya mating dengan alphamu tapi ada campur tangan dari orang lain. Aku benar bukan?"
Kening Seokjin mengernyit tidak paham. "Maksud anda?"
Moon goddes tidak menjawab. Wanita cantik itu kembali menatap bulan bulat di depannya dengan tatapan menerawang, angin yang berhembus mengerakan rambut panjangnya.
.
.
"Seokjin!"
Seokjin terbangun dari tidurnya saat seseorang menguncang tubuhnya, memaksanya bangun dan terputus dari mimpinya. Seokjin mengerjab membiasakan cahaya yang masuk kedalam matanya lalu matanya bergulir menatap orang yang membangunkannya; Namjoon.
"Aku kira kau mati." Namjoon mendesah lega saat sang Luna berhasil ia bangunkan. Sejak tadi dia berusaha membangunkan Seokjin namun Luna nya ini tidak kunjung bangun dan tidur tanpa bergerak. Namjoon tidak berpikir Seokjin mati namun Nate berkata heboh kalau Seokjin bisa saja mati karena sejak tadi tidak bergerak. Awalnya Namjoon abai dengan ucapan Nate namun semakin diabaikan Nate semakin berisik dan Namjoon tidak suka dengan keberisikan Nate yang membuat kepalanya pusing. Akhirnya Namjoon mengikuti apa yang Nate mau yaitu membangunkan Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
W n H
Fanfiction[TAMAT] Menceritakan tentang Kim Seokjin, seorang siswa tahun ke kedua yang sebentar lagi akan berumur 17 tahun. Seokjin adalah seorang petarung MMA -pekerjaan yang harus dia geluti untuk mendapatkan uang. Sayangnya orang tidak tau pekerjaan Seokjin...