SWING!!
BRAK!!!
Sebuah pisau terbang terarah ke tubuh Namjoon namun Namjoon dengan lihai menghindar membuat pisau itu membentur tembok di belakang Namjoon.
"Gerakanmu mudah terbaca, mate." Ujar Namjoon.
Seokjin mengatup rapat mulutnya merasa kesal. Namjoon kini tengah melatih Seokjin di sebuah ruangan yang dikhususkan untuk melatih Seokjin dengan Namjoon sebagai pelatihnya.
Seokjin berlari ke arah Namjoon, mengarahkan kepalan tangannya ke Namjoon. Namjoon menaikan satu alisnya dan dia menghindar. Mata Seokjin melirik marah sedangkan Namjoon terlihat santai. Mata Seokjin melihat ke pisau yang tergeletak dibelakang Namjoon. Diam-diam dia mengarahkan pisau itu ke arah Namjoon.
Pisau itu terarah ke tubuh Namjoon, telinga Namjoon mendengar bunyi besi dengan lantai, dia melihat ke arah pisau yang terarah padanya namun sayang dia sedikit terlambat membuat pisau itu mengores bagian lengannya. Seokjin tersenyum kecil. Dia memang sudah lelah pada latihan ini karena Namjoon selalu berhasil mematahkan serangannya jadi saat dia berhasil mengenai lengan Namjoon Seokjin merasa senang.
Namjoon memegang lengan kanannya yang terluka. "Kau semakin hebat, mate."
"Tentu." Nafas Seokjin tersenggal.
Namjoon membuka tangan yang menutup lengan kanannya, melihat luka yang ia dapat -hanya goresan kecil karena pisau itu lebih banyak mengenai bajunya. Lengahnya Namjoon dimanfaatkan oleh Seokjin. Seokjin bergerak cepat dan memukul pipi Namjoon. Seokjin mengarahkan seluruh tenaganya saat memukul Namjoon. Seokjin tersenyum senang. Namun detik selanjutnya dia terpaku sejenak saat melihat tatapan Namjoon menajam melihatnya. Seokjin berusaha menutupi rasa takutnya. Dalam hati dia berpikir ini keinginan Namjoon agar Seokjin mengarahkan seluruh tenaganya saat melawanya jadi bukan salah dia kalau Namjoon terluka.
Saat Seokjin hendak mundur, Namjoon meraihbbaju Seokjin, mencengkram baju tersebut membuat Seokjin tidak bisa bergerak. Seokjin refleks memejamkan mata pasrah akan di pukul Namjoon. Sejak tadi mereka berlatih memang hanya Seokjin yang menyerang sedangkan Namjoon bertahan kadang menghindar. Mungkin ini saatnya Namjoon menyerangnya balik. Seokjin memejamkan erat matanya. Dia mulai terbayang akan seremuk apa badannya nanti.
Namjoon tersenyum kecil melihat Seokjin yang ketakutan. Pukulan Seokjin baginya tidak menyakitinya sama sekali. Lumayan terasa tapi tidak sesakit itu begitupun dengan luka di lengannya. Melihat wajah Seokjin yang ketakutan entah kenapa membuat Namjoon tersenyum. Namjoon mengaku Seokjin mengalami kemajuan yang pesat. Dia bisa mengotrol pikirannya namun dia tau kelemahan Seokjin; dia tidak bisa terlalu lama mengontrol pikirannya. Seokjin mudah lelah dan Seokjin tidak bisa mengontrol pikirannya ke benda berat.
"A-ahjussi, kau jadi memukulku tidak?" Tanya Seokjin dengan mata masih terpejam takut.
Namjoon terkekeh. Hal itu membuat Seokjin mengingip dan saat itulah dia melihat kepalan tangan Namjoon terarah padanya -Seokjin kembali memejamkan matanya. Namun bukan pukulan yang dia rasakan melainkan cubitan yang dia rasakan.
"Ahjussi," omel Seokjin dengan mata menatap sebal ke Namjoon saat pipinya di cubit.
Merasa puas mencubit Seokjin, Namjoon menjauhkan tangannya dari pipi Seokjin, melepas cengramannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/205646012-288-k365831.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
W n H
Fanfic[TAMAT] Menceritakan tentang Kim Seokjin, seorang siswa tahun ke kedua yang sebentar lagi akan berumur 17 tahun. Seokjin adalah seorang petarung MMA -pekerjaan yang harus dia geluti untuk mendapatkan uang. Sayangnya orang tidak tau pekerjaan Seokjin...