Berlatar waktu dimalam hari, diterangi cerahnya cahaya bintang dan api unggun berukuran sedang yang menghangatkan dua pria tampan yang duduk bersampingan -keduanya menatap api unggun. Salah satu pria dengan ciri khas mata bulat itu menekuk kakinya, memeluknya lalu menopang dagu di atas lutut. Masih terlihat samar bekas luka di wajahnya.
Pria berhidung bangir dengan rambut ikal nyaris menutup mata itu menyodorkan daging rusa yang sudah ia tusuk dengan besi lalu ia bakar, ia sodorkan daging rusa itu ke pria di depannya.
"Makanlah." Ucapnya.
Kata bulat yang semula fokus menatap api bergulir menatap pria tersebut, kepalanya menggeleng. "Aku tidak lapar." Ujarnya lalu kembali melihat ke arah api.
"Jangan konyol, Kook. Aku tau kau lapar. Jha, makanlah!" Taehyung, nama pria di depan Jungkook semakin menyodorkan dagingnya.
Mata bulat itu kembali menatap Taehyung.
"Jangan membantah! Cepat makan."
Bibir Jungkook melengkung ke bawah, menunjuk daging tersebut, "panas, Tae." Keluhnya.
Taehyung menghela nafas. Ia ambil sesuwir daging lalu ia tiup daging tersebut. Panas sih memang terlihat dari kepulan asap saat Taehyung menyuwir daging tersebut tapi tak masalah. Setelah merasa panas di daging itu berkurang, Taehyung menyodorkan daging itu ke Jungkook. "Sudah tidak panas. Makanlah."
Jungkook mengangguk seraya mengambil potongan daging itu dari tangan Taehyung. Setelah daging itu masuk ke mulut Jungkook, Taehyung baru mengambil untuk dirinya sendiri.
Jungkook makan perlahan dengan mata menatap Taehyung. Rasanya puluhan kata terima kasih tidak akan cukup untuk menyampaikan rasa terima kasihnya ke Taehyung karena berkat pria di depannya ini keadaannya membaik -belum membaik sepenuhnya tapi ini lebih baik. Seminggu sudah Taehyung merawatnya.
"Merindukan kawananmu?"
Mata Jungkook bergulir kembali menatap Taehyung, "ya, sangat."
"Kalau begitu aktifkan lagi mindlinkmu agar kawananmu bisa menemukanmu."
"Tidak mau." Jungkook menggeleng. "Keadaan sekarang aku tidak tau bagaimana. Aku tidak mau kawananku lebih banyak yang gugur saat mencariku. Biarlah mereka beranggapan aku mati. Nanti saat aku sudah pulih, aku akan kembali sendiri."
Taehyung terlihat kecewa saat Jungkook mengatakan kembali. "Kau akan kembali dengan kawananmu?"
Jungkook mengangguk. "Ya, bagaimanapun aku masih terikat dengan packku. Bukankah sulit hidup tanpa kawanan?"
Taehyung kembali menyuwir daging tersebut, "hidup tanpa kawanan itu tidak sesulit yang kau kira." Taehyung meniup daging di tangannya. "Jha, makanlah."
Jungkook menerima daging yang Taehyung tiup untuknya, memasukan daging itu ke mulutnya. "Sulit, Tae. Karena bagaimana pun serigala hidup berkelompok."
"Aku tau. Tapi karena aku terbiasa sendiri sejak kecil maka itu tidak sulit." Taehyung menyuwir daging lagi untuk dirinya. "Aku dibesarkan dalam keluarga rogue dan saat umurku tiga belas tahun keluarga yang membesarkanku mati terbunuh oleh kawanan pack werewolf. Saat itulah aku berjuang sendiri." Taehyung meniup daging di tangannya.
"Tiga belas tahun?"
"Hmm," Taehyung mengangguk.
"Dan kau mampu bertahan?"
Taehyung merotasikan matanya, "kalau aku tidak bisa bertahan aku tidak akan di sini bertemu denganmu, mate."
Seketika Jungkook bungkam. Rona merah di pipi menjalar ke telinga terlihat. Beruntunglah cahaya yang berasal dari api tidak terlalu memperlihatkan jelas bagaimana muka Jungkook yang memerah. Hidup bersama selama seminggu, dirawat seminggu oleh Taehyung membuat Jungkook juga menyadari detakan jantung cepat, aroma yang memabukan serta lonjakan kebahagiaan yang berasal dari wolfnya hal itu membuatnya sadar bahwa pria yang merawatnya ini adalah matenya. Keduanya sudah tau kalau mereka berdua adalah mate tapi Taehyung masih belum mengklaim Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
W n H
Fanfiction[TAMAT] Menceritakan tentang Kim Seokjin, seorang siswa tahun ke kedua yang sebentar lagi akan berumur 17 tahun. Seokjin adalah seorang petarung MMA -pekerjaan yang harus dia geluti untuk mendapatkan uang. Sayangnya orang tidak tau pekerjaan Seokjin...