Duapuluhdua

6.5K 996 225
                                    


Merasa kecewa dengan apa yang terjadi membuat suasana hati Seokjin memburuk. Seokjin menatap Sandeul dengan tatapan kecewa. Dia ingat awal bertemu Sandeul. Dia kira warrior di depannya ini bisa menjadi temannya nyatanya tidak.

"Kenapa kau menghianati packmu?" Tanya Seokjin.

Sandeul tersenyum kecil, "dan kenapa aku harus membela pack yang sudah membunuh orang tuaku?"

"Apa karena perang terdahulu kau jadi dendam?"

"Ya," Sandeul melangkahan kakinya mendekati Seokjin. Sandeul tidak sadar diam-diam Seokjin mengarahkan pikirannnya ke sebuah ranting berukuran sedang yang terletak di sebelah kanan Sandeul. "Kau tau, aku hidup sendiri. Seluruh keluargaku mati pada perang tersebut. Dan itu semua karena sang Luna, appamu yang lemah."

Sandeul tau tentang appaku?

"Kau tidak bisa menyalahkan semuanya padaku, delta."

"Luna, dunia ini kejam. Yang lemahlah yang akan selalu di salahkan. Appamu adalah orang yang lemah. Tadinya aku tidak terlalu membenci pack ini tapi setelah tau alpha akan memiliki Luna dari manusia aku benar-benar benci. Lagi Luna lemah."

"Kau pengecut. Kau hanya bisa menyalahkan orang lemah!"

"Oh, Luna, tenang. Aku menyalahkan orang lemah karena aku takut kejadian lima belas tahun itu terulang kembali dimana para werewolf berperang demi melindungi seorang luna lemah. Lima belas tahun yang lalu bukan hanya werewolf tapi vampire, bahkan wizard, mereka banyak yang mati, Luna. Jadi bisa kau bayangkan, berapa banyak orang yang membencimu?"

Seokjin mengepalkan tangannya, merapatkan rahangnya menahan rasa marah yang bergejolak di hatinya.

"Bisa kau bayangkan berapa banyak orang yang mengincarmu? Itu semua karena kau lemah."

"Diam!"

SWING....
BRAK....

Sandeul sudah menduga maka dia dengan tanggap menahan serangan Seokjin, menangkap ranting itu sebelum mengenainya.

"Oh aku meralat ucapanku. Kau lebih kuat dari pada appamu. Kau harus banyak berterima kasih ke moon goddes karena moon goddes memberikan hadiah padamu."

TRAK....

Sandeul mematahkan ranting di tangannya. Mata Sandeul mengamati kepala Seokjin. Tujuannya adalah menghancurkan kepala Seokjin, membuat kekuatannya melemah.

"Ah, Luna, kau tau, kekuatan yang dipaksa sempurna akan menghasilan kekuatan yang buruk. Kau mengerti maksudku?"

Seokjin masih diam.

"Itu artinya kekuatanku berkembarang ke arah yang buruk, Luna." Setelah mengakan itu, Sandeul menyerang Seokjin, bergerak cepat ke arah Seokjin dan melayangkan pukulan tepat ke arah kepalanya.

Seokjin berhasil menahan serangan itu. Sandeul menggunakan satu tangannya lagi untuk menyerang kepala Seokjin namun sebelum mengenai Seokjin, Seokjin lebih dulu menendang Sandeul membut Sandeul jatuh tersungkur ke belakang. Jatuhnya sang ketua membuat empat werewolf dibelakang Sandeul bergerak menyerang Seokjin.

Oke Seokjin, mari berdoa untuk nyawamu sendiri.

Seorang rogue langsung shift ke dalam bentuk serigala menyerang Seokjin. Mustahil bagi Seokjin menyerang maka yang dilakukan Seokjin adalah bertahan.

W n HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang