Duapuluhsatu

7.5K 989 225
                                    

Berlatar di sebuah ruangan besar dimana biasannya Namjoon dan para petinggi berkumpul, Namjoon seorang diri di sana, berdiri menatap pemandangan dari jendela di dalam ruangannya. Banyak hal yang tengah mengganggu pikirannya. Tentang keadaan pack, tentang para anggota pack dan tentang Seokjin.

Tentang keadaan pack, Namjoon tidak menutup mata. Dia tau packnya terus mendapat serangan bertubi-tubi. Rakyatnya yang berada di perbatasanlah yang selalu menjadi sasaran. Namun Namjoon beruntung memiliki deretan warrior yang kuat sehingga serangan itu tidak merambah terlalu dalam. Namun resikonya, warrior dalam pack tersebut mulai berkurang karena terluka. Namjoon tidak tau alasan para werewolf rogue atau bahkan penyihir menyerang pack nya.

Lalu kerena penyerangan itu membuat pack nya sedikit-sedikit kehilangan anggotanya -entah karena kematian atau terluka.

Dan terakhir yang mengganggu pikirannya adalah Seokjin, Luna nya.


"Nate,"

"Aku juga memikirkan itu."

Namjoon mengangguk. "Menurutmu, dia kenapa? Aku tidak menyangka penyempuraan kekuatan itu menjadikannya seperti ini. Saat matanya berubah menjadi ungu, dia nampak berbeda bukan?"

"Kau benar, Namjoon. Mata ungu Seokjin mengerikan."

"Apa dia werewolf seperti kita? Bagaimanapun garis keturunannya adalah werewolf."

"Klaim yang kita lakukan dan mating yang kita lakukan hanya membuat sedikit kemampuan werewolfnya berkembang karena bagaimanapun keturunan manusia dari appa nya lebih banyak dari pada werewolf milik Yunho. Kemampuan werewolf nya hanya kecepatan, kekuatan, umur. Selebihnya tidak."

"Lalu mata ungu itu?"

"Itu dari kekuatannya. Kau sadar tatonya berubah menjadi ungu?"

"Ya, aku sadar. Dan itu berubah saat kita mating."

"Itu kekuatannya Namjoon. Itu pemberian moon goddes tapi aku juga tidak tau apa moon goddes benar-benar memberikan kekuatan sehebat itu? Atau bagaimana?"

"Moon godess bisa saja memberikan kekuatan sehebat itu tapi yang menjadi masalah apa moon goddes memberikan kekutan itu sampai harus membuat Seokjin berubah seperti monster?"

"Ah, kau benar, Namjoon. Astaga kau pintar sekali. Bangganya aku menjadi werewolfmu."

"Nate, bukan saatnya bercanda kita sedang diskusi masalah serius."

"Oke, oke, maaf." Nate meringis lebar memperlihatkan taring giginya yang menyeramkan.

"Dan bukan hanya itu. Jungkook."

Nate tau werewolf berusia muda namun sangat ahli bertarung itu.

Namjoon melanjutkan ucapannya, "Dia masih tidak di temukan. Midlink tidak pernah di jawab oleh Jungkook. Semakin sulit karena Jungkook belum memiliki mate. Dugaan atau besar kemungkinan, Jungkook mati. Dan kau itu karena apa?"

"Karena Jungkook berusaha melindungi pernikahan kita dengan Seokjin."

"Ya, itu karena kita."








Di sebuah tempat, Seokjin mendengar itu semua. Pikirannya menjadi tidak fokus. Lagi dan lagi orang terluka karenanya namun ini rasanya lebih parah. Jungkook diduga mati. Kedua tangan Seokjin mengepal kuat menahan air mata yang bisa saja turun membasahi pipinya. Seokjin benci saat orang terluka atau bahkan mati karenanya. Kini Seokjin sadar alasan tidak ada pesta setelah mereka menikah itu karena warrior yang berjaga mendapat serangan. Itu resiko karena saat dia dan Namjoon menikah pintu pack terbuka lebar mempersilahkan pack luar untuk datang dan itu dimanfaatkan oleh pihak tidak benar.

W n HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang