2. Hanya Dia

12.8K 1.2K 158
                                    

Sebut Dia dalam bahagiamu, bawa Dia dalam tangismu, dan libatkan Dia dalam segala urusanmu. Maka Dia akan membawamu dalam lingkaran cinta-Nya.

• I am Your Eyes •

Karya Nadia Pratama

Karya Nadia Pratama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Bi Iis menangis sejadi-jadinya sambil memeluk Biru. Iya beberapa menit lalu Fredi membiarkan Bi Iis lolos.

Bi Iis benar-benar membenci sikap Ghani yang begitu semena-mena dengan sang Kakak. Dia membiarkan Biru untuk dilecehlan oleh laki-laki tidak beradap itu.

"Saya akan melaporkan ini semua kepada pihak kepolisian!" ancam Bi Iis dengan tatapan membunuhnya yang diberikan pada Fredi. Fredi masih diam sambil mengancing satu persatu kancing kemejanya.

"Bibi," ucap Biru pelan.

"Bibi juga akan melaporkan Non Ghania, hiks... Kamu sudah Bibi anggap seperti putri Bibi sendiri, Tuan Haikal dan Nyonya Zikra menitipkanmu pada Bibi, tapi Bibi hiks... Tidak bisa menjagamu Non Biru." Tangis Bi Iis kembali pecah, perempuan setengah baya itu benar-benar menyayangi Biru layaknya seorang Ibu pada Anak.

"Bibi tenang saja, saya tidak melukai Biru," ucap Fredi sambil duduk di sofa.

"Tapi Bibi mendengar jeritan Non Biru tadi! Kamu jangan bohong!" bentak Bi Iis. Biru meraba tangan Bi Iis dan menggenggamnya.

"Biar saya saja yang menjelaskannya pada Bibi," lanjut Biru. Fredi mengangguk meski dia tahu bahwa Biru tidak dapat melihatnya.

"You are mine tonight, honey." Tatapan Fredi mengarah pada bibir tipis nan pink milik Biru, Biru bisa merasakan embusan napas Fredi yang begitu memburu.

"Jangan!" teriak Biru sambil menutup bibirnya. Fredi tersenyum miring.

"Please, sebentar saja." Suara Fredi semakin serak. Biru menitihkan air matanya. Dia mendorong dada bidang Fredi sekuat tenaga. Bukannya membuat Fredi menjauh, kedua tangan Biru justri di cekal oleh tangan kiri Fredi.

"Jangan memberontak, kalau kamu melawan, aku akan menghamilimu sekarang juga."

"Ingat Ibumu!" teriak Biru dengan detak jantung yang tidak bisa dia kendalikan lagi saking takutnya. Fredi diam di tempat.

"Apa Ibumu itu laki-laki?" tanya Biru setenang mungkin.

"Jelas, dia perempuan," jawab Fredi dengan posisi masih sama seperti beberapa menit tadi.

I am Your Eyes [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang