10. Keputusan Akbar

10.5K 1K 118
                                    

Kepercayaan itu sama seperti kaca, ketika kaca itu sudah pecah maka tidak akan bisa disatukan kembali meski dengan pengerat termahal sekalipun.


• Akbar Dhiaurrahman Dzaki • 

• Akbar Dhiaurrahman Dzaki • 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akbar mengantar Haikal kembali ke rumah sakit karena calon mertuanya itu meninggalakan mobilnya di parkiran sana sebelum mereka pergi ke kantor polisi.

Setelah semuanya beres, laki-laki berhidung mancung itu melajukan kuda besinya ke lokasi pemotretan Ghani, sebelum ke sana Akbar sudah menanyakan keberadaan Ghani dan berniat memberi kejutan pada calon istrinya sekligus untuk membahas perihal siapa saja yang akan diundang dalam pernikahan mereka nanti.

Akbar turun dari mobilnya setelah sampai di lokasi pemotretan calon istrinya.

Akbar sempat bingung dengan keberadaan Ghani, dia juga memiliki satu gengsi besar yang tidak pernah hilang sejak kecil, yaitu bertanya pada orang saat tersesat di jalan.

Dulu juga dia pernah tersesat di rumah sakit saat mencari kamar inap Alisha, dan berakhir di lorong menuju kamar jenazah dan bertemu sosok yang dia anggap hantu insyaf.

“Masnya cari siapa?” tanya salah satu staf yang ada di sana.

Akbar menatap sosok perempuan berambut sebahu itu. “Saya cari Ghania, Mbak,” jawab Akbar.

“Oh, Mbak Ghania ada di ruang make up,” jawabnya.

“Ruangan di mana kalau boleh tahu?” tanya Akbar.

“Lurus aja Mas, manti ada satu kamar bertuliskan ruang make up. Masnya masuk aja, paling Mbak Ghania lagi istirahat,” jelasnya. Akbar mengangguk.

“Makasih Mbak,” balas Akbar.

“Sama-sama Mas.”

Setelah itu Akbar pergi ke ruang make up yang telah ditunjukan oleh staf tadi. Hatinya berdebar kala ia akan menemui calon istrinya itu.

Akbar suka saat ia melihat mata bulat Ghania, meski dia salah karena tatapan itu belum halal, namun Akbar tetap berusaha agar menahan dirinya untuk tidak berlama-lama menatap Ghani.

Akbar berhenti di depan pintu yang bertuliskan runang make up, dia sedikit mendorong pintu yang tidak tertutup rapat itu, namun telinganya mendengar sesuatu dari dalam sana.

"Tubuh aku buat kamu, ini semua milik kamu.”

Detak jantung Akbar berpacu lebih cepat kala mendengar suara yang sangat dia kenal, lantas dia mendorong pelan pintu berwarna cokelat itu dan alangkah menyesalkan hati Akbar saat ini.

Dia harus disuguhkan dengan pemandangan yang membuat hatinya hancur seketika. Calon istrinya sedang berciuman dengan laki-laki lain dan sangat mesra.

I am Your Eyes [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang