18. Berteman atau Berakhir

11.7K 1.2K 233
                                    

Seharusnya kamu dan saya  sadar,  jika sejak awal kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama.

• Akbar Dhiaurrahman Dzaki •

• Akbar Dhiaurrahman Dzaki •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











“Lalu apa yang dapat kita pertahankan jika kamu dan aku memang tidak saling cinta?”

Hening...

Biru diam dalam pikirannya sendiri, sejak awal memang dia tidak mencintai Akbar dan enggan untuk memaksakan hatinya maupun hati Akbar untuk saling mencintai.

Percuma jika dia telah berusaha sekuat hatinya untuk mencintai Akbar, tapi yang diperjuangkan justru memintanya untuk pergi. Itu Hanya akan menghasilakan cinta terbalut luka.

“Gak bisa jawab hmm?” Akbar maju beberapa langkah dan membuat ujung sepatunya menyentuh ujung sandal yang Biru pakai. Biru mundur namun suara decitan kursi membuat dia berhenti dari aksinya.

“Kenapa Biru? Takut?” tanya Akbar dengan nada mengejek.

“Seharusnya kamu  dan saya sadar,  jika sejak awal kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Tapi tunggu dulu, di sini yang tidak sadar hanya kamu. Karena sejak awal saya sadar akan hal itu,” lanjut Akbar.

“Lalu sekarang apa yang Mas Akbar inginkan?” tanya Biru. Akbar mengangkat alis kirinya.

“Kamu tanya saya ingin apa?” Biru mengangguk.

“Melepasmu dalam waktu dekat.”

Deg!

Entah mengapa dada Biru terasa sesak dan matanya memanas.

Bayangan sang Ibu dan Mama mertuanya membuat Biru berat untuk menyanggupi keinginan Akbar.

“Tapi...” Akbar kembali bersuara dan masih menatap lekat wajah sang istri.

“Saya akan memberi kamu pilihan. Ini semua demi Mama dan Papa saya, saya juga berpikir apa salahnya untuk mencoba hal ini.”

“Maksud Mas Akbar?”

“Berteman atau berakhir? Kamu harus pilih itu. Jika kita mencoba untuk berteman, maka kita jalani sampai dua bulan. Tapi kalau kamu pilih berakhir, dua minggu kedepan saya pastikan akan ada surat dari pengadilan agama.”

Jika boleh jujur, ini semua hanya akal-akalan Akbar saja, dia terlalu gengsi untuk mengajak Biru berteman.

Dia sadar akan apa yang dikatakan Ali beberapa jam lalu.
Ali benar, untuk apa dia mempertahankan Ghani yang jelas-jelas memilih pergi darinya, tapi disisi lain, hati kecilnya masih menyimpan rasa pada Ghani.

“Aku akan memilih berteman,” jawab Biru. Akbar tersenyum miring.

Good!” balasnya.

I am Your Eyes [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang