Semua orang sama saja. Mereka hanya mementingkan kesempurnaan fisik tanpa menyadari bahwa apa-apa yang telah di ciptakan oleh-Nya, tidak ada yang sempurna.
•Ainur Syazani Albirru •
Setelah acara akad nikah, Akbar membatalkan acara resepsi.Pengakuan dari Biru bahwa dirinya seorang tunanetra menjadi sorotan para media dan menjadi berita hangat di kalangan masyarakat yang baru mengetahui hal besar ini.
Dan kini Biru telah berada di rumah orang tua Akbar, bahkan Tya telah meminta Zikra untuk mengirim pakaian milik Biru karena dia akan tinggal di rumahnya sebelum Akbar memboyong Biru pergi ke rumah yang telah disiapkan.
"Makan malam dulu ya, kamu pasti capek, Mama masak ayam kecap kesukaan Akbar. Makan yang banyak ya sayang," ucap Tya dengan penuh antusias sambil menaruh nasi serta lauk pauk ke dalam piring Biru.
Sedangkan Akbar ada di dalam kamar, laki-laki itu enggan turun dari lantai atas sejak pulang dari acara akad, semua impian Akbar hancur dalam satu kedipan mata.
Hatinya hancur saat tahu bahwa perempuan yang dicintainya memilih pergi dengan laki-laki lain. Dia masih tidak percaya akan tulisan yang ada di dalam surat itu.
Prang!!
Baik Tya, Biru, dan Dika, sama-sama terkejut kala mendengar keributan dari lantai dua, tepatnya di kamar Akbar.
"Biar Papa dan Mama yang melihat, Biru tunggu di sini saja," ucap Dika. Biru mengangguk tanpa suara.
Dia tahu Akbar pasti tidak akan menerima pernikahan yang didasari oleh paksaan ini, dia tahu jika Akbar sangat mencintai Ghani.
Jika bukan karena Tya yang memohon dan jika saja Biru tidak memikirkan nama baik orang tuanya, tentu dia tidak akan mau menikah dengan Akbar.
Ketakutan akan sebuah pernikahan akhirnya terjadi, Biru harus menanggung rasa itu seorang diri. Rasa takut akan berumah tangga, bagi Biru berumah tangga hanya akan membuat kerepotan dalam hidup suaminya kelak dan benar saja, kehidupan pernikahannya baru akan dimulai dan dia telah disuguhkan dengan aksi penolakan Akbar secara terang-terangan.
"Akbar buka pintunya!" Dika menggedor pintu kamar Akbar, hanya ada suara pecahan kaca dan tangis dari bibir sang putra.
Hingga akhirnya Dika mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu kamar putranya.
Brakk!
Brakk!
Akhirnya pintu kamar Akbar terbuka setelah tendangan kedua.
Dika dan Tya melihat Akbar tengah menangis dalam kondisi tangan yang berlumuran darah.
"Astagfirullahadzim!" pekik Tya dan Dika. Mereka langsung mendekat ke arah Akbar dengan hati-hati karena serpihan kaca berserakan di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Your Eyes [SUDAH TERBIT]
Romance[Dear Jodoh & Because Allah Series] 📌 Bisa dibeli di shopee Jaksa Media Dia pernah sehangat mentari pagi, secerah pelangi yang menghiasi langit setelah hujan, menjadi asupan energi baik untuk semesta. Dia Biru, gadis yang memiliki kecantikan baga...