Kau tahu, aku tak pernah jatuh cinta sedalam ini sebelumnya. Kecuali pada Ibuku dan kamu. Aku mulai mencintaimu saat kejadian itu, dan keesokan harinya lagi, dan lagi, hingga detik ini. Semua yang kurasakan murni karena-Nya. Karena aku mencintaimu dengan hati bukan dengan mata.
•Muhammad Fredi Ibrahim •
Fredi berdiri di depan gerbang rumah Haikal, hujan deras yang mengguyurnya tidak menjadi hambatan untuk datang menemui Biru.
Satpam rumah megah itu telah menyuruhnya untuk masuk ke dalam.
Haikal terkejut kala Pa Toto——satpam rumahnya, mengatakan bahwa Fredi ada di luar dengan kondisi basah kuyup dan darah yang menembus dipunggungnya.
“Masuk Nak, kenapa kamu bisa sampai di sini? Dengan siapa kamu datang? Jahitan lukamu lepas? Punggungmu berdarah.” Haikal langsung memborong pertanyaan pada Fredi.
“Biru sudah tidur Om?” bukannya menjawab pertanyaan dari Haikal, Fredi justru balik bertanya tentang Biru.
“Boleh saya bertemu dengan Biru, sebentar saja,” lanjut Fredi.
“Sebaiknya kamu ganti bajumu dulu. Pakai baju Om saja,” tawar Haikal.
“Saya tidak punya waktu banyak Om, maaf jika malam-malam seperti itu saya merepotkan,” balas Fredi.
Waktu memang menunjukkan puluk sebelas malam. Biru sudah tidur, kondisinya juga masih belum setabil paska kejadian kemarin lusa.
“Boleh, tapi kondisi Biru masih belum setabil, kalau mau betemu Om bisa bawa kamu ke kamar Biru. Ada tante Zikra juga di sana, kami akan mengawasi kalian,” balas Haikal. Fredi mengangguk.
Akhirnya Haikal mengajak Fredi untuk naik ke lantai dua menuju kamar Biru. Pintu kamar Biru memang tidak di tutup dan menampakan gadis cantik itu yang tengah berbaring dengan kondisi lemah. Zikra juga ada di sana sambil sesekali mengganti kain kompres yang ada di dahi sang putri.
“Nak Fredi?” Zikra tampak terkejut saat menyadari sang suami datang dengan Fredi.
“Malam tante,” sapa Fredi ramah.
“Malam nak,” jawab Zikra.
“Fredi ingin berbicara dengan Biru,” ucap Haikal mewakili Fredi. Zikra menatap Biru.
“Biru mendengar kok, tapi dia enggan untuk membuka matanya. Oh iya Mas, Ghania sudah pulang?” seketika Zikra mengingat bahwa Ghania belum pulang sejak siang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Your Eyes [SUDAH TERBIT]
Romance[Dear Jodoh & Because Allah Series] 📌 Bisa dibeli di shopee Jaksa Media Dia pernah sehangat mentari pagi, secerah pelangi yang menghiasi langit setelah hujan, menjadi asupan energi baik untuk semesta. Dia Biru, gadis yang memiliki kecantikan baga...