25. Kembali

11.9K 1.1K 246
                                    

Tentangmu yang pernah singgah untuk sementara waktu, aku ucapkan innalillahi pada cinta kita yang tak bertepi.

• Akbar Dhiaurrahman Dzaki •

• Akbar Dhiaurrahman Dzaki •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Danish melirik Areta yang sedari tadi berjinjit agar mampu melihat adik kembar Danish  yang ada di box bayi.

“Udah ompong, pendek lagi!” cibir Danish. Areta menoleh kearah Danish dengan raut wajah yang sulit diartikan.

“Sini naik ke kaki kakak, biar bisa lihat adek kembarku.” Danish menarik pelan tangan Areta lalu menyuruh gadis kecil itu naik di atas ke dua kakinya.

“Gak mau! Nanti kaki Ka Danish sakit,” Areta menolak dengan wajah imutnya.

“Gak akan, Kakak ini cucu Sultan, selain kaya dari lahir Kakak juga kuat dan gak gampang sakit,” balas Danish dengan sombongnya.

Areta melirik orang tuanya yang tengah sibuk mengobrol dengan orang tua Danish dan juga Akbar di sofa.

Detik berikutnya Areta berdiri membelakangi Danish dan ternyata Danish malah mengangkat tubuh kecil Areta.

Areta diam lalu dia senang karena bisa melihat wajah bayi kembar Alisha yang tengah tertidur pulas.

Tangan Areta terulur untuk menyentuh pipi bayi kembar itu, namun Danish menghentikannya.

“Jangan asal sentuh!” cegah Danish dan membuat Areta menolehkan wajahnya.

“Kenapa?” tanyanya polos. Danish menurunkan Areta lalu berjalan ke arah narkas dekat ranjang pasien Alisha.

“Kakak cari apa?” tanya Alisha.

Hand sanitizer, Areta mau pegang pipi dedek bayi soalnya,” jawab Danish. Dan membuat Alisha, Manda, dan juga Biru, tertawa dibuatnya.

Setelah menemukan hal yang dia cari, Danish kembali menuju Areta lalu meraih tangan mungil gadis enam tahun itu dan menyemprotkan hand sanitizer pada kedua telapak tangan Areta.

“Kalau sudah pakai ini, Areta boleh pegang dede bayinya?” tanya Areta polos.

“Boleh, tapi kasih kakak upah dulu dong, berat gendong Areta yang pendek dan gendut!” balas Danish.

“Nanti Areta kasih permen karet satu truk! Papa Areta kaya raya soalnya.”

“Gak boleh sombong, anak sombong gak ada temannya! Allah juga gak suka sama anak yang sombong, mau gak ditemenin sama Allah gara-gara sombong?!” tanya Danish.

I am Your Eyes [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang