8. Suara Tauhid

10.3K 1K 94
                                    

Mahasuci Engkau yang telah menciptakanku dalam keadaan istimewa seperti ini, merancang jalan hidupku dengan penuh misteri yang terbalut tawa dalam kabut. Aku bukanlah orang yang pandai bersyukur wahai Rabbku, namun Kau tahu caranya menegurku untuk bersyukur.

• Ainur Syazani Albirru •

• Ainur Syazani Albirru •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Haikal mengajak Biru untuk pulang ke rumah dan meninggalkan Zikra serta Bi Iis di Rumah Sakit untuk menjaga Fredi.

“Bi Iis di sini aja, biar Saya dan Biru pulang terlebih dahulu. Nanti malam Bi Iis pulang dengan istri saya,” ucap Haikal sebelum pamit pergi.

“Baik tuan,” jawab Bi Iis.

“Nak Fredi, Om dan Biru pamit pulang dulu ya.” Haikal menatap Fredi dengan senyuman lembut.

“Iya Om, hati-hati dan terima kasih sudah selalu menjaga saya di sini,” balas Fredi.

“Iya sama-sama.” Setelah itu Haikal beralih menatap Zikra.

“Aku pulang ya.” Haikal membubuhkan kecupan di kening sang istri sebelum pulang.

“Hati-hati,” jawab Zikra. Setelah itu Haikal menggandeng Biru sambil berjalan kearah parkiran.

“Tongkat kamu mana sayang?” tanya Haikal.

“Ada di tas Yah,” jawab Biru dengan diakhiri senyum.

“Menurut kamu, Fredi gimana?” tanya Haikal. Biru mengerjapkan matanya beberapa kali.

“Maksud Ayah?”

“Sifatnya setelah berubah? Bagaimana? Ayah lihat kamu dan Fredi jadi teman baik,” balas Haikal. Biru mengeratkan genggaman tangannya pada sang Ayah.

“Ayah yang terbaik, tetap akan seperti itu selamanya,” jawab Biru.

Haikal tersenyum, dia tahu jika Biru tak ada niatan sedikitpun untuk membangun rumah tangga, tak ada sedikitpun niatan Biru untuk jatuh cinta pada sosok laki-laki manapun.

Namun sebagai orang tua, Haikal juga ingin melihat anaknya bahagia.
Menjalani kehidupan layaknya orang normal lainnya.

Biru layak bahagia dan layak mendapat cinta dari orang-orang.

“Ayah ingin melihat kamu bahagia, ayah ingin melihat kamu——"

“Biru bahagia tanpa pasangan. Cinta dari Ayah, Ibu, dan Bi Iis, sudah cukup bagi Biru. Terlebih cinta yang di berikan Allah, pada Biru. Itu begitu besar hingga menutup rasa kesendirian ini, Yah,” sela Biru untuk meyakinkan sang Ayah. Haikal menghela napas pelan, sifat keras kepala milik Zikra menurun pada Biru meski sedikit.

“Ya sudah, Ayah tidak memaksa.”

“Terima kasih Ayah,” jawab Biru diakhiri senyum. Haikal pun ikut tersenyum.

I am Your Eyes [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang