Part 1

1.1K 28 0
                                    

"Lo kenapa sih dari kemaren pikiranya putus putus mulu, gak capek ?" Tanya Leon kepada Tasya.

"Capek makanya gue minta putus."

"Gue tau gue salah tapi jangan minta putus dong."

"Ya lo mikir dong bodoh ! Mikiran gak di posisi gue gimana hah ? Cowonya ternyata punya cewek lain. Apa kurangnya sih gue ? Gue selama ini udah ngertiin lo, lo bentak bentak gue diem. Setidaknya kalau udah gamau sama gue ya ngomong, gak gini caranya gila. Malah seenaknya mainin perasaan orang."

Kira kira seperti itu percakapan mereka berdua beberapa hari lalu. Biasanya pulang sekolah Leon akan menyusul ke kelas Tasya, namun hari ini tidak. Ia menunggu di parkiran sekolah karena tidak ingin membuat keributan di kelas Tasya. Leon semakin kesal kala Tasya memilih melewatinya sambil membuang muka, dengan cepat Leon menarik tangan Tasya membuat Tasya mendengus kesal.

"Mau kemana lo ?" Tanya Leon

"Pulang."

"Ya udah ayo sama gue."

"Ogah, nanti dikata pelakor sama pacar kakak yang satu lagi." Leon terdiam kala Tasya memanggil nya dengan sebutan 'kakak' lagi.

"Apa sih sya, udah jangan bahas sekarang. Gue anterin lo dulu baru abis itu kita bahas."

Dengan terpaksa Tasya menaiki motor Leon, bahkan ia sengaja menaruh tas nya di tengah untuk menjadi pembatas agar dirinya tidak dekat dekat dengan Leon.

Setelah sampai di pekarangan rumah Tasya, Tasya langsung turun dari motor. Leon yang biasanya membukakkan helm untuk Tasya kali ini tidak karena Tasya menepis tanganya.

"Makasih udah nganterin. Mending sekarang lo balik lah gue gamau salah paham."

"Sya udah deh, gue tau gue salah dan karena itu gue mau nyelesain masalahnya. Kalau lo diemin gue kayak gini kapan beresnya ?"

"Ya udah tau salah masih ngarep sama gue hah ?" Leon kaget saat Tasya berucap seperti itu.

"Udah masaahnya beres." Tasya berucap datar.

"Sya astaga-"

"Diem ! Gausah dibahas lagi, karena masalahnya beres, anggap aja kita gak pernah kenal ya. Thank you." Tasya melambaikan tangannya.

Setelah Tasya berucap seperti itu Leon langsung terdiam sambil melihat punggung Tasya yang menjauh dari hadapanya.

Leon Edward AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang