16

906 106 20
                                    

"Makasih ya, Ahn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih ya, Ahn. Karna hari ini lo udah nemenin gue ke psikiater, sekarang gantian gue yang nganterin lo balik, ya?"
Jaebum.

[]

Udah dua minggu berlalu sejak kejadian di penginapan berlalu. Tapi, sampe detik ini rasa takutnya Ji Ahn karna ciuman dengan rekan kerjanya itupun masih terbayang jelas.

"Gue gak salah kan? Toh gue sama Daniel pun udah gak sejalan lagi dan kita bakal bercerai secepatnya." Hanya kalimat itu yang selalu terdengar jelas di benaknya.

"Lo kenapa?" Jaebum terpaksa nyamperin Ji Ahn di ruang kerjanya karna udah beberapa kali dipanggil tapi yang bersangkutan gak pernah nyautin.

"Ahn?"

"Eh, sori-sori, kenapa?"

Manik coklat milik Ji Ahn berhasil menatap lurus tepat ke arah lawan bicaranya.

"Tugas yang kemaren udah selesai kan?" Jaebum langsung ngambil alih laptop milik rekan kerjanya itu sambil berusaha mencairkan suasana.

"Udah kok, coba deh cek dulu."

Yap. Mereka berdua mulai terusik sama kejadian malam itu. Malam di mana Ji Ahn yang lagi mabuk berat dan tanpa sengaja melampiaskan hasratnya kepada Jaebum.

Beberapa saat kemudian suasana berubah hening.

Ji Ahn kembali mengingat kejadian malam itu yang berhasil membuatnya berakhir di atas ranjang yang sama dengan Jaebum di keesokan hari.

•••Flashback•••

"Masih pusing?" Sahut Jaebum sembari memalingkan sedikit wajahnya dari cahaya mentari yang mengusik.

"Masih pusing?" Sahut Jaebum sembari memalingkan sedikit wajahnya dari cahaya mentari yang mengusik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jae? Kok?"

Ji Ahn memegang erat kepalanya karna rasa pusing luar biasa yang menghadang sedari ia membuka mata.

Sniff 3 | Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang