"Sebucin itu ya, gue sama Ji Ahn?? Berkali-kali gue patah hati, berkali-kali juga gue bangkit dan jatuh cinta lagi sama dia."
Kang Daniel.[]
"Niel? Dari dulu, kenapa ya aku selalu jahat ke kamu?"
Suasana malam yang dingin ini, kembali ditemani dengan rintik hujan yang tak kunjung berhenti.
Disaat yang bersamaan pula, Ji Ahn kembali teringat dengan semua romansa kisah masa lalunya.
"Jadi inget deh sama kejadian di asrama dulu. Waktu kamu marah banget gara-gara aku ketawan ngerokok."
Dengan tenaga yang tersisa, Ji Ahn berusaha memindahkan tubuh Daniel ke atas tempat tidur anak-anaknya.
"Mungkin, kalo dari awal aku gak egois, pasti kita lagi seru-serunya main sama anak-anak."
Ji Ahn menarik sebuah selimut untuk menutupi sebagian tubuh Daniel agar ia tidak merasa kedinginan.
"Sungwoon selalu cerita ke aku tentang semua curhatan kamu ke dia. Aku, cuma aku yang selalu jadi pemeran utamanya."
"Lo pake pelet apaan sih? Kok, Daniel ampe segitu tergila-gilanya gitu sama lo?"
"Hehe.. Sungwoon lucu ya, kadang ledekannya itu yang selalu ngebuat aku jadi kangen sama kamu. Apalagi waktu kamu masih di London, gak tau lagi deh cara nahan rindunya kayak apa.."
Ji Ahn pun ikut membaringkan tubuhnya yang teramat lelah itu tepat di samping sang mantan suami.
Jemarinya tak henti memberikan sentuhan, menghapus sisa air mata yang sebelumnya sempat membasahi pipi yang terlihat tirus itu.
Ia semakin termenung, entah apa yang akan terjadi selanjutnya saat Daniel kembali tersadar dan pandangan mereka akan saling bertemu.
***
Pagi hari pun tiba,
Daniel udah gak ada di sana. Cuma Ji Ahn yang keliatan bingung dan berusaha untuk sadar sepenuhnya biar bisa nyari Daniel yang gak tau pergi kemana.
"Daniel?"
"Kamu dimana?"
Ji Ahn udah ngecek semua ruangan yang ada di rumah mereka. Tapi tanda-tanda kehadiran Daniel emang gak ada, mungkin dia pulang duluan ke apartemen. Itu yang Ji Ahn pikirin dari tadi.
"Danielllll! Kamu dimanaaa!" Teriak Ji Ahn sambil narik rambutnya sendiri.
Emang dasar cewek, kalo lagi stres ya suka teriak-teriakan atau gak nyakitin dirinya sendiri sambil nangis.Tanpa Ji Ahn sadarin, ternyata masih ada satu ruangan yang belum dia cek.
Kamar mandi!
Perlahan Daniel mulai menghampiri Ji Ahn yang sedang duduk menepi di tempat tidur.
"Kenapa lagi, Ahn? Masih nangis aja emang gak capek? Kasian dong matanya nanti bengkak."
Dengan suara melembut, Daniel ikut menemani Ji Ahn di tepi tempat tidur itu.
"Daniel!" Ji Ahn memukulnya dengan lemah.
"Udah dong nangisnya, sekarang kita seneng-seneng aja ya."
"Jangan tinggalin aku.." Rengek Ji Ahn.
"Berenti dulu nangisnya, atau mau dihukum lagi? Iya?"
Daniel mengambil ikat rambut di pergelangan tangan Ji Ahn dan mengikatnya di rambut panjang milik wanita itu.
Bugh!
Dada bidangnya kembali menjadi sasaran empuk.
"Kok aku dipukul? Itu rambut kamu berantakan.."
Padahal tangannya masih sulit digerakin tapi Daniel gak mau selemah itu dipandang Ji Ahn.
"Kamu udah gak marah sama aku?" Tanya Ji Ahn dengan sedikit takut. Sesekali dia juga ngusap bahunya Daniel yang masih ditutup perban.
"Semarah-marahnya aku sama kamu, ya maunya baik-baik lagi sama kamu."
Ji Ahn memeluk Daniel dengan mengalungkan tangannya agar Daniel mau menggendongnya.
"Berat ah, kamu lagi hamil anaknya Jaebum kali?" Sarkas Daniel.
Ji Ahn udah malu banget disitu, tapi, bukan Kwon Ji Ahn namanya kalo gak bisa ngebalikin sarkasnya Daniel.
"Kalo mau aku hamil lagi ya bilang, nanti aku kabarin." Tangan jahilnya mulai meremas sesuatu milik Daniel.
"JI AHNN!!"
"Itu tangan kamu lagi sakit ya, jadi gausah alesan kalo aku berat."
Entah romansa macam apa yang terjadi diantara keduanya. Masalah yang datang silih berganti hingga berhasil meruntuhkan keharmonisan mereka, kini sudah kembali berdiri kokoh dengan kepingan-kepingan cinta yang tersisa.
"Ayo kita mulai lagi semuanya dari awal." Ucap Daniel yang sekarang udah ada di atasnyaJi Ahn sembari menciuminya tanpa henti.
Ji Ahn tersenyum. Ikut membalas kecupan tersebut hingga napasnya sedikit tersengal.
"Aku mau mandi dulu. Sana ganti baju, nih aku ambilin." Ji Ahn menghentikan aktivitasnya dan meminta Daniel untuk segera bersiap.
"Kamu sama Jaebum pernah mandi bareng gak?"
"Niel.. enggak."
"Masa? Emang kamu gak tertarik?"
"Mau mandi bareng sama aku? Ayo.."
Daniel cuma narik garis senyumnya sedikit. Seenggaknya Daniel udab lega karna Ji Ahn gak ngelakuin kegilaannya sejauh itu.
Sebelum Ji Ahn memasuki kamar mandi, ia lebih dulu mengambilkan pakaian ganti untuk Daniel.
"Bisa kan pake sendiri? Atau mau dipakein juga?"
"Bisa kok, nanti bantu gantiin perbannya aja yah."
Ji Ahn setuju dan segera bergegas sebelum mereka kembali ke apartemen.
***
Sepertinya kemampuan menulisku untuk trilogi Sniff sudah mulai memudar. Huhu..
Kita tamatin aja apa yaa? Atau ada ide?18/08/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Sniff 3 | Kang Daniel
Fanfiction[COMPLETED] [🔞] "Dari dulu tuh omongan kamu emang gak pernah bisa dipegang tau gak! Sumpah ya, aku tuh udah bener-bener kecewa sama kamu!" -Kwon Ji Ahn. "Ahn, aku emang lagi butuh waktu untuk bisa nyesuain semuanya. Dan tolong, jangan pernah nuduh...