Segitiga Cinta (part 3)

216 59 7
                                    

Hari ini gue update lagi nih. Semoga kalian terhibur dan suka sama cerita novel ini. Vote dari kalian sangat berharga buat gue supaya gue semangat buat ceritanya:)
#EnjoyToReading
#salamSegi3Cinta
#lopyou
***

"Wooyy, lo berdua mau pulang enggak apa mau gue tinggal? Ghibah mulu lo berdua." Pia memecahkan suasan Alfi dan Alfin yang sedang terheran karena masalah perubahan Ali tersebut.

"Pia, tungguin gue ihh dasar tuh bocah. Ehhh fin lo mau pulang gk itu busnya udah dateng." Alfi dan Alfin segera tersadar dari lamunannya itu dan bergegas memasuki bus yang sedari tadi sudah datang.

*
Sesampainya dirumah, Alfin langsung merebahkan tubuhnya diatas sofa berwarna dark yang ada diruang tamu.

"Kok gue jadi kepikiran Ali yah. Kenapa dia enggk cerita sama gue sama Alfi juga kalau ada masalah, biasanya juga cerita. Kira-kira seberapa drastisnya dia berubah dari dulu perasaan dia enggak suka dengan gaya-gaya gitu. Hmmm kenapa yah.?"

Alfin masih memikirkan hal tersebut dia masih belum percaya bahwa Ali katanya udah berubah drastis. Tapi apakah sifatnya masih sama kaya dulu.?

"Aagghhh, dari pada pusing mending gue tanyain langsung ke Ali ajah. Gue telpon dia deh." Ketika Alfin mau menghubungi Ali dia mencari ponselnya disaku seragam sekolahnya tidak ada, didalam tas juga tidak ada. Alfin baru sadar kalau ponselnya terbawa oleh Alfi waktu dihalte tadi.

"Oh my God. Handphone gue kan masih sama Alfi. Ahhhh sial."
Geram Alfin.

*
Pagi hari yang cerah matahari terlihat cerah berseri. Alfi yang hendak pergi ke sekolah dia pun langsung menuju ke ruang makan lalu sarapan dengan sepiring nasi goreng bersama Ayahnya. Alfi hanya tinggal bersama Ayahnya saja, karena ibunya bekerja diluar negeri untuk memenuhi biaya sekolahnya dan keluarga.

Sebenarnya Alfi tidak setuju jika Ibunya yang harus pergi bekerja ke luar negeri. Mengapa tidak ayahnya saja.? Karena ibunya Alfi yang kekeh ingin bekerja supaya Alfi bisa melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi, akhirnya Alfi dan Ayahnya menyetujui jika ibunya harus bekerja ke luar negeri.

"Pagi yah." Sapa Alfi kepada Ayahnya dengan tersenyum manis.
"Pagi juga Nak, sarapan dulu ayah buatin nasi goreng nih."
"Iya ayah. Hmmm enak nih nasi goreng buatan ayah.?" Puji Alfi tentang nasi goreng buatan ayahnya itu.
"Mmmm. Jelas lah ini nasi goreng special buat anak ayah tersayang."
"Makasih ayah. Hmmm ayah adalah ayah terbaik di dunia."

Kemudian Alfi memeluk Ayahnya dengan penuh kasih sayang. Lalu dia berpamitan untuk pergi ke sekolah.

*
Seperti biasa setiap Alfi hendak berangkat ke sekolah dia menunggu bus di gang depan.
"Hmmm. Mana nih busnya kok gk dateng-dateng. Mana udah siang lagi, duuuh.?
Gumam Alfi sembari melihat jam tangan dan menengok ke kanan dan kekiri memastikan bus yang dia tunggu belum lewat juga.
"Alfi....."

Tiba-tiba ada motor sport berhenti disamping Alfi dan memanggil namanya. Ternyata itu Ali. Yah Ali yang udah beda penampilannnya namun sifatnya masih sama seperti dulu. Perhatian dan masih mengenal Alfi. Kemudian Alfi menengok dengan raut wajah terkejut.
"Eh-eh, lo li."

"Iya. Ngapain lo disini. Lagi nunggu bus yah." Walaupun Ali udah berubah penampilan tapi dia masih tahu kebiasaan Alfi yang selalu menunggu bus ketika hendak pergi kesekolah.
"Emmm, iyah nih tapi busnya belom dateng." Balas Alfi dengan tersenyum kecut

"Gimana bareng gue ajah.?" Ali menawarkan tumpangan kepada Alfi.
"Gk usah li, ngrepotin ajah."
"Enggk papah kali, kan kita juga satu sekolah sekalian ajah bareng. Toh juga udh lumayan siang nanti terlambat loh."
"Emmm, ya udah deh."
Dengan segera Alfi menaiki motor Ali lalu motor sport tersebut melaju menuju ke sekolah.
*

"Akhirnya sampai juga." Ucap Ali sesampainya di parkiran sekolah. Untung saja Ali membawa motornya lumayan ngebut jadi mereka berdua tidak terlambat. Hampir lah terlambat.
"Makasih li tumpangannya. Sorry yah dah ngrepotin lo."
"Apaan sih fi, enggak lah gk ngrepotin kok. Kan kita teman harus saling membantu."

Teman? Ucap Alfi di dalam hati. Dia berpikir Ali yang dulu masih sama kok. Buktinya dia masih menganggap Alfi itu temannya.
"Iya deh sekali lagi makasih li, ya udah yuk kita ke kelas." Alfi menjawab sembari tersenyum tipis. Dan mengajak Ali untuk ke kelas.
"Ya udah yuuk."

*
Kringg...kringg.

Bel istirahat akhirnya berbunyi. Saat itu Alfin memutuskan bertamu ke kelas Alfi. Alfin langsung duduk dikursi tepat didepan Alfi. Saat itu Pia teman sebangku Alfi sudah lebih dulu pergi ke kantin, tetapi Alfi sedang mager jadi dia tidak ikut ke kantin.

"Fi mana hp gue." Alfin meminta handphonenya yang kemarin sore sewaktu pulang sekolah terbawa oleh Alfi. Alfin menyodorkan tangannya.
"Hp lo? Ohhh udah gue jual."
"Hiiii, Alfi jangan bercanda deh lo. Serius mana hp gue kemarin kan kebawa sama lo, balikin fi." Alfin merengek dengan memasang wajah memelas

"Ya, yah ni hp lo. Gitu ajah udah mau nangis dasar cengeng. Hahah."
"Apaan sih gue enggk cengeng kali."
"Tadi lo, minta-minta kaya mau nangis. Ngrengek pula, itu namanya cengeng."
Ejek Alfi kepada Alfin.

Mereka berdua malah jadi berdebat saling ejek satu sama lain. Sehingga anak-anak yang masih ada dikelas langsung terfokus dengan perdebatan Alfi dan Alfin.

Ali menghampiri mereka berdua dan dengan spontan dia memukul meja dihadapan Alfin dan Alfi, sampai-sampai mereka terkejut dan seketika diam membisu.

Braaggg!!!

"Woooyyy!!!."  Alfi dan Alfin langsung memandang Ali yang tiba-tiba saja datang dan memukul meja.
"Ehhh, lo Li." Jawab Alfi sembari meringis.
"Lo berdua lagi perdebatin apa hah, brisik tahu." Sewot Ali dan menatap mereka berdua dengan tajam.
"Ehh, Sorry li biasa lah cuman iseng bercanda." Alfin menjawab sembari mengusap pundak Ali.

"Hahha, kalian tuh dari dulu enggk berubah yah tetep ajah bertengkar kaya tom jerry." Ali menggelengkan kepalanya.
"Hehehe." Alfi dan Alfin hanya tertawa meringis bersamaan.
"Li, lo kok masih ingat kita." Alfin pun bertanya dan membuat Ali mengerutkan keningnya tanda keheranan.
"Maksud lo, fin.??"

"Iyah, gue pikir lo berubah penampilan begini udah gak ingat kita berdua."
Kemudian Alfi langsung menyambung omongan Alfin dengan cepat.
"Iyah li, gue kira juga gitu, lo bakalan nglupain kita atau udah gak mau kenal sama kita."

"Apaan sih kalian ngaco, mana mungkin gue nglupain lo berdua." Ali menanggapinya sembari duduk disamping Alfi.
"Teruuss, kenapa lo jadi berubah penampilan begini. Kalo ada masalah cerita ajah sama kita." Alfi pun menjawab.

"Iya li, kenapa lo gak cerita sih."
"Mmmm, sebenarnya gue...mau cerita sama kalian. Tapi....."
Tiba-tiba bel masuk tanda istirahat sudah selesai pun berbunyi dan Ali tidak melanjutkan penyataannya tadi.
"Li, nanti sepulang sekolah ajah bilangnya." Pinta Alfin sembari berjalan keluar kelas 12 IPS A.
***

Alhamdulillah akhirnya update juga bab 3 nya. Hmmm kira-kira apa yah yang mau dibicarakan Ali. Tunggu kisah selanjutnya dan jangan lupa vote and komen yah. Good bye:)
#salamsegi3Cinta
#lopyou

Segitiga Cinta [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang