Assalamualaikum readers semua ❤️ sorry nih baru bisa update bab 11 nya lagi banyak tugas :-)
Jangan lupa klik tombol bintang 🌟 ayo klik sedetik kok buruan ah lama, gk jadi update deh. Hehehe bercanda jelas dong aku bakalan update❤️
***"Ehh tunggu, guwe belum tahu Nama lo siapa.?".
Alfi menoleh kebelakang, "Alfi.!" lalu dia melanjutkan langkahnya entah menuju kemana. Mungkin ke kelas.
Alfin hanya tersenyum senang.Flashback off.
***Akhirnya mereka berdua sampai di SMA TUNAS BANGSA, sekolah tercinta mereka. Hari ini seluruh kelas XII tengah bertarung menyiapkan untuk UNBK dan US.
Kali ini SMA TUNAS BANGSA mengadakan tryout. Dimana para siswa kelas XII simulasi sebelum ujian yang sebenarnya dimulai. Alfi dan Pia antusias sekali dalam belajar, namun lain dengan Ali. Ali terlihat murung dan lesu kayak banyak pikiran gitu.
Alfi yang melihat ekspresi Ali langsung menghampirinya dan bertanya. "Ali, lo kenapa kok kurung gitu.?"
Ali menjawab dengan nada lesu. "Enggak, guwe gak kenapa-napa.""Ahh,jangan boong lo, keliatan tuh muka lo boong nya."
"Cerita aja napa, ada apa li.?" Lanjut Alfi yang masih terus bertanya."Huuuufff." Ali menghela napas dan menghebuskan dengan sedikit kasar.
"Guwe tuh sedih fi." Jelas Ali kemudian."Sedih kenapa.?" Tanya Alfi.
"Ini masalah nyokap bokap guwe fi."
"Kenapa emangnya.?" Alfi bertanya lagi."Lo semua enak ada orang tua yang selalu nyupport anaknya disaat kayak gini. Lah guwe? Dirumah cuman sama pembokat." Ali nampak kecewa, dia nampak iri dengan mereka semua yang orangtuanya masih dirumah, nyupport anaknya.
Ali memang anak satu-satunya dari pasangan Linor dan Donita selaku orang tua nya. Namun karena kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan diluar sana, sampai-sampai Ali merasa kesepian. Sejenis broken home.
"Hey li, sini guwe jelasin." Alfi duduk dibangku sebelah Ali kemudian dia menjelaskan semua kesedihan yang Ali alami dengan sedatil dan selembut mungkin. Alfi tau Ali memang anak yang manja, tapi gak manja-manja banget.
Ali menoleh ke arah Alfi yang sudah ada di depannya." Jelasin apa.?"
"Gini, lo kan tahu orangtua lo sibuk itu karena kerja, nah hasilnya itu buat biayain sekolah lo, keperluan lo, dan apa yang lo inginkan orangtua lo ngabulin kan." Jelas Alfi sembari menatap mata Ali yang berkaca-kaca."Jadi lo gak usah ngerasa sedih dan ngerasa kesepian, diluar sana masih banyak orang yang lebih berat ujian nya ketimbang lo, paham?!" Lanjut Alfi disertai senyuman manis.
"Hmmm, okeh guwe paham. Tapi..." Kata tapi itu terpotong oleh omongan Pia yang main nyamber ajah.
"Tapi apa, li harusnya lo bersyukur orang tua lo masih sering nengokin lo, masih ada waktu buat ketemu lo, lah Alfi? Asal lo tahu yah dia ditinggal ibunya kerja keluar negeri selama 10 tahun dia udah jarang banget ketemu sama ibunya, dia kuat dia mampu mensyukuri semua nikmatNya."Alfi mencoba mengèlak penjelasan dari Pia.
"Ihhh, Pia.!"
Ali mencoba mencerna apa yang dikatakan Pia, dia berpikir harusnya dia mensyukuri apapun keadaannya."Guwe emang gak bisa mensyukuri semua keadaan yang Tuhan berikan, makasih fi lo udah beri guwe pencerahan dan penjelasan." Ali terlihat berkaca-kaca
"Iyah sama-sama." Jawab Alfi.
"Ehh, kek guwe enggak li. Jahat lo." Pia nampak sewot.
"Iyah yah, makasih juga Pia..."
Balas Ali.Bel masuk pun berbunyi, guru-guru mulai memasuki kelas sesuai jadwal tryout hari ini.
"Fi sepulang sekolah guwe boleh belajar bareng lo gak.?"
***
Alhamdulillah maaf yah partnya cuman sdikit lagi biasa banyak tugas.
Jangan lupa baca, vote and comment.
#ByeSeeyou
KAMU SEDANG MEMBACA
Segitiga Cinta [Finish]
Ficção AdolescenteFINISH✅ 📌[sajak_septiani]🌺 ⚠ AUTHOR JUGA BUTUH DUKUNGAN MAKA DARI ITU VOTE DAN KOMENAN DARI READERS SANGAT MENDUKUNG UNTUK PARA AUTHOR JADI SEMANGAT NULISNYA :) 🍁🍁🍁 Mencintai saling diam diantara sahabat sendiri. Salah mengartikan rasa suka ini...