Segitiga CINTA (part 23)

22 11 14
                                    

Assalamu'alaikum guyss yuhu author amsurd cambek

Ada yg rindu gk? Please ada dong (hahah ngarep banget:)
Banyak cingcong. Yuk langsung ajah gasken baca:)
#

enjoyToReading😮
***

Dan Ali mulai membuka matanya. Ali pun tersadar dari masa kritisnya.
***

"Ayo dong li, sesuap lagi a-a-a" Alfi sedang menyuapi Ali dengan seporsi bubur ayam.

"Fi, guwe udah kenyang tahu" cakap Ali yang masih membungkam mulutnya.

"Ihh, Ali, lo 'kan harus makan yang banyak, supaya cepat sehat. Ayolah a-a-a, lagi" Alfi sedikit memaksa supaya Ali mau makan.

Ali pasrah dan menerima suapan bubur ayam dari Alfi. Memang kalau orang lagi sakit pasti enggak doyan makan. Rasanya tuh pahit.

(Kayak janjimu yg dulu semanis madu tapi sekarang sepahit getah benalu)

Tiba-tiba kedua orang tua Ali datang. Setelah sekian lama kedua orang tua Ali tidak pulang ke Indonesia.

"Ali! Ya ampun nak, kenapa kamu bisa jadi begini. Kamu enggak papah 'kan, nak. Mamah khawatir banget" Bu Donita yang baru saja masuk kedalam ruang perawatan, langsung menghampiri Ali.

"Iyah, mah. Ali enggak kenapa-kenapa kok" jawab Ali tersenyum manis.

"Syukurlah, nak" timpal Pak Linor.

"Maafin mamah sama papah yah, sewaktu kamu kritis, mamah sama papah enggak nemenin kamu" ucap Bu Donita dengan raut wajah sedih.

"Iyah, Ali tahu kok, mah. Mamah sama papah 'kan sibuk, jadi wajar ajah kalau baru bisa njenguk Ali" tutur Ali.

Kemudian Alfi menatap sinis kepada Ali.

"Li, kok, lo bilang gitu sih sama orang tua lo. Enggak sopan deh" Alfi menegur Ali dengan suara lirih.

"Maafin papah, nak. Sebenarnya waktu itu papah sama mamah sudah mau on the way pulang, tapi ternyata badai salju turun" jelas Pak Linor.

"Iyah mah, pah, enggak masalah kok" ucap Ali tersenyum rata.

***
Semakin hari rasa ini, semakin bergejolak tak menentu. Alfin merasa hampa karena dia sudah jarang bertemu dengan Alfi.

Sekarang Alfi yang jauh lebih perhatian dengan Ali, membuat dia kehilangan waktu bersama Alfi. Alfin tahu kalau Alfi memang sedang mengkhawatirkan dan lebih perhatian dengan Ali. Dikarenakan kondisi Ali yang masih masa perawatan setelah kecelakaan beberapa hari lalu.

Alfin sedang duduk di kursi caffe sendirian. Menikmati secangkir kopi hitam.

"Guwe tahu ini sulit, kenapa sih dalam persahabatan harus ada rasa suka" geram Alfin pada dirinya sendiri.

"Namanya juga cinta, datang kapan saja, dengan siapa saja, dan dimana saja" ucap seorang gadis yang sudah duduk di sebelah Alfin entah sejak kapan.

"Ehh, lo, pi" sontak Alfin terkejut dan mengalihkan pandangannya kepada Pia.

"Lagi galau nih?" tanya Pia sembari mengangkat alis sebelahnya.

"Eng-eng-enggak, cuman lagi nyantai ajah. Hehehe"  balas Alfin yang bersikeras tetap mengelak. Padahal memang benar, Alfin sedang galau.

"Halah, lo itu enggak jago bo'ong, tuh kelihatan banget bo'ongnya" Pia menunjuk ke arah wajah Alfin dengan telunjuk tangannya.

"Ehh, emmm, btw lo, ngapain di sini, lagi janjian sama orang?" tanya Alfin untuk mengalihkan pembicaraan.

Segitiga Cinta [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang