Segitiga Cinta (part 13)

61 31 1
                                    

Assalamualaikum readers Yeay update lg nih part 13 jangan lupa vote dulu sebelum baca inget klik cuman seditik 🌟
#EnjoytoReading
***

Namun tetap saja masih ada rasa cinta yang tidak akan mereka lupakan. Rasa suka itu masih berlanjut sampai Alfi menemukan siapakan cintanya. Alfi yang belum mengetahui bahwa diantara temannya ada yang menyukai ya dengan diam-diam.

Apakah antara Alfin atau Ali, atau mungkin dari masalalunya.?
***

Mereka berempat akhirnya selesai belajar bersamanya.

"Ya udah fi guwe pulang dulu." Ucap Pia kepada Alfi.
"Iya fi guwe juga mau pulang udah sore nih, besok kita lanjut belajar bareng lagi." Timpal Ali sembari mengambil kunci mobil nya yang ada didalam tasnya.

Alfi menjawab"Iyah,ehhh bentar lah Pia lo pulang sama siapa.?"

Alfi dan Alfin memenandangi si Ali.
Dan Alfin usul supaya si Pia pulang bareng Alfin saja.
"Nah, kenapa gak bareng lo aja li. Searah juga kan lo sama Pia.?"

Alfi menimpali kembali omomngan Alfin. "Iyah li bareng ajah sama Pia,kasihan dia pulang sendiri mana udah sore lagi."

Akhirnya Ali menyetujuinya. "Okeh lah kalo begitu, ehhh Pia buruan mau nebeng kagak."
Ali langsung saja melangkahkan kakinya menuju mobil diikuti langka Pia.
"Weh iya guwe ikut tunggu li."

Ali dan Pia sudah masuk kedalam mobil dan dengan sigap mobil ali kelaju dijalanan Pia melambaikan tangannya.
"Dadah Alfi.!!"
Alfi membalas, "daahh.."

Kini hanya ada Alfi dan Alfin. Alfin berpikir untuk pulang sedikit lebih sore. Alfi memberesi gelas-gelas dan buku-bukunya untuk dibawa kedalam rumah. Alfin melihat Alfi kesusahan langsung berinisiatif untuk membantu Alfi.

"Sini guwe bantuin."
Alfi berkata, "enggak usah fin,guwe bisa koo sendiri."
Namun Alfi menolak dengan bantuan Alfin,tetap saja Alfin bersikeras dan dia membawakan nampan yang ada ditangan Alfi.
"Udah lah, tuh liat kesusahan kan lo."
Saat Alfin memegang nampan yang ada ditangan Alfi dia tidak sengaja memegang tangan Alfi.

Alfi pun pasrah dan membiarkan Alfin membantunya.
"Emmm, ya udah deh ini bawa ke dapur."
Alfin menjawab sembari membawa nampan itu kedapur, "siap nyonya."
***
Hening didalam mobil Ali pun terjadi lagi, Pia tak berkata apa-apa. Begitupun dengan Ali. Namun Pia mempunyai tekad untuk bertanya kepada Ali tentang hubungannya dengab Alfi dan bagaimana perasaannya kepada Alfi.

"Emmm, weh li guwe... guwe boleh nanya gk.?" Pia bertanya.
Ali pun menjawab namun tetap fokua menyetir dan menghadap kedepan.

"Lo, suka yah sama Alfi.?" Pia bertanya, sontak membuat Ali membukatkan matanya dan sedikit terkejut.
"Hah, maksud lo hahaha mana mungkin lah guwe suka sama Alfi, lo tahu kan guwe sama ya cuman sebates temen."

Pia berusaha memojokan Ali dengan semua pertanyaannya. "Mana mungkin, pasti dilubuk hati lo yang paling dalam lo kadang ngerasa deg-degan kan kalo lagi dekat sama Alfi. Jujur lo keliatan dari ekspresi lo."

Terlihat wajah Ali memerah mengeluarkan keringat dingin sembari menggaruk-garuk rambutnya. "Anjir, lo ngomong apa si Pia guwe itu gak ada perasaan apa-apa sama Alfi, cuman sebates temen coy. Ngeyel banget dah."

Pia semakin memojokan Ali sembari menunjuk jarinya kehadapan muka Ali yang tengah berkeringan dingin dan memerah. "Halahh, hayoh ngaku jangan ngomong kaya gitu ntar suka beneran loh."

"Apa sih pi hahaha, guwe turunin disin kalo lo gak mau diem." Ancam Ali kepada Pia yang terus saja memojokan dia. Pia hanya bisa menjawab pasrah.
"Ehh, ya jangan li rumah guwe kan masih jauh, tega amat si lo li."

Ali menimpali kembali. "Ya makannya diem jangan ngebacot mulu."
"Ye, ye, ye, guwe diem nih.Mmmm." Pia menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya. Dan akhirnya Pia diam ngebacot juga. Ali melanjutkan fokua kejalan.
***
"Lo gak pulang fin.?" Tanya Alfi kepada Alfin yang sedang duduk dikursi teras rumah Alfi.

"Lo ngusir guwe fi. Tega lo." Alfin mengerutkan keningnya.
"Ya bukan gitu, maksud guwe ini kan udah sore banget takutnya orangtua lo khawatir nyariin lo kalo pulangnya kesorean kaya gini." Jelas Alfi kepada Alfin.

"Hmmm okeh deh guwe mau pulang." Alfin beranjak dari tempat duduknya dan pulang.
"Ya udah gih, hati-hati awas nabrak nyamuk." Canda Alfi terdengar nyaring ditelinga Alfin yang sudah melangkahkan kakinya keluar dari gerbang rumah Alfi.
***

Setelah shalat isya, Alfi memutuskan untuk menemui ayahnya yang tengah duduk menonton televisi. Alfi ingin membicarakan masalah biaya sekolahnya karena sebentar lagi ujian akan dimulai.

Alfi menghampiri ayahnya pak Amad, dengan langkah penuh keraguan.
"Ayah." Alfi memanggil ayahnya.
"Iyah nak, ada apa."

Alfi duduk disebelah ayahnya dengan raut wajah ragu. Dia mulai membahas apa yang ia ingin bicarakan.

"Yah, bentar lagi Alfi ada ujian. Biaya sekolah Alfi belum lunas semua ayah." Ucap    Alfi sembari memainkan jemarinya.
Ayahnya menjawab dengan raut wajah murung.

"Maafin ayah nak, ayah belum bisa nglunasin biaya sekolah kamu sekarang. Tapi ayah janji kalo ayah udah gajian pasti ayah bakal lunasin."

"Tapi yah, kalo gak dilunasin sekarang Alfi gak bisa ikut ujian." Ucap Alfi sedikit terbata-bata.
Pak Amad lalu menghembuskan nafasnya dengan halus. "Huuuff, ya sudah nak besok ayah usahain biaya sekolah kamu dibayar."

"Tapi kalo bener-bener enggak ada uangnya jangan dipaksain yah, kasihan ayah juga capek." Mata Alfi terlihat berkaca-kaca.

"Enggak papah nak, ini sudah tugas ayah memenuhi dan membiayai kamu. Ayah yang seharusnya meminta maaf sama kamu." Ayahnya Alfi meneteskan air matanya perlahan-lahan

Alfi mengusap air mata ayahnya dengan lembut, "enggak ayah enggk salah, jangan nangis dong ayah."

"Haha, iyah nak ayah enggak nangis lagi kok, hmmm." Pak Ahmad menunjukan senyum rapuhnya dibalik rasa sedihnya itu dihadapan anaknya.
Alfi memeluk ayahnya dengan erat.

Anda ibu nya ada disini, namun sayang sejak 4 tahun terakhir ini ibunya tidak pernah pulang.

Bahkan terakhir kontek dengan Alfi beberapa tahun terakhir ini sekitar satu tahun kiranya, sekarang sudah jarang dia telponan dengan ibunya. Alfi selalu berdoa semoga ibunya diluar negeri baik-baik saja.
***
Pagi hari awan berselimut mendung hujan yang deras. Membuat hati Alfi merasa gelisah dia merasa cemas entah mengapa.

Setelah shalat subuh tadi pagi dia memikirkan ibunya terus. Dia memandangi foto ibunya. Dengan tetesan air mata. Alfi merasa seperti ada kejadian tidak baik diluar sana.

"Ayah, Alfi merasa cemas." Ucap Alfi dikala ayahnya sedang duduk diteras sembari disandingi segelas teh hangat saat hujan turun.

"Cema kenapa sih nak, cuman perasaan kamu ajah kali."

"Enggak ayah, ini itu tentang ibu yah. Ibu, Alfi takut ibu kenapa-napa." Alfi menjelaskan dengan raut wajah gelisah.
"Sudahlah, ibumu baik-baik saja kok."

"Semoga saja yah,"
"Tolong teh ayah diisi air panas lagi yah."

Lalu Alfi membawa gelas tersebut untuk ditambah air panas lagi. Saat Alfi memasuki rumah.Telepon rumah berbunyi, sepertinya ada panggilan. Kemudian Alfi mengangkat telpon tersebut dan.

"Halo.."
"....."
"Apa!!!"
"....."
***
Alhamdulillah akhirnya update bab 13
Semoga kalian semakin suka. Jangan lupa votement yah tinggalin dicerita aku.
#SegitigaCintaPart13:)
#ByeSeeyou (^_°)

Segitiga Cinta [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang