Pagi itu Lara sedang menyirami setiap tanaman yang ada di halaman rumah. Lara pikir jika hari ini ia akan bekerja sendiri karena Hana sedang izin untuk tidak membantu Lara,hari ini.Sedangkan Ella masih tidur karena kelelahan.
Lara melirik jam tangannya dan rupanya ini sudah pukul tujuh pagi. Sedangkan Rumah Psikiater nya di buka pada pukul delapan pagi.
"Sebaiknya aku bersiap-siap"ucap Lara,hampir saja ia memasuki rumahnya, tiba-tiba dua orang laki-laki membekap mulutnya dan membawanya masuk kedalam rumah.
Lara berontak menerima perlakuan ini tapi dua pria itu memiliki tenaga yang cukup kuat. Mereka membawa Lara keruangan Lara.
Mereka mengikat kedua tangan dan kaki Lara.
"Lepas,kalian siapa..."teriak Lara,salah satu dari mereka membekap mulut Lara dengan lakban hitam.
Namun tiba-tiba sosok Max,masuk ke ruangan itu. Lara menatapnya, bagaimana Max bisa berada disini.
"Kalian berdua,urus wanita yang satu lagi"ucap Max pada dua orang laki-laki yang membuat Lara seperti ini.
Dua pria itu langsung keluar dari ruangan itu.
"Hai Lara, apa kau tersiksa dengan keadaan ini"ucap Max, Lara menatapnya,ia sedikit mengerti dengan keadaan ini.
"Tersiksa kan,sama sepertiku yang mencintaimu dan kau lebih memilih menikah dengan orang lain"ucap Max
"Tadi malam kalian bersama, dan aku tidak ingin itu terjadi lagi"ucap Max,Lara menatap benci Max,jadi dia yang membuat Lara seperti sekarang.
Max mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
"Dengan aku mengirim ini,pasti pria itu tidak akan mendatangi mu lagi"ucap Max,Lara semakin berontak setelah melihat apa yang Max tunjukkan,meski ia berteriak 'Lepaskan Aku' tetap saja,Max akan tetap Mengikatnya.
"Aku akan segera mengirim ini,kau tidak perlu khawatir,kita akan bahagia sayang"ucap Max, Lara ingin sekali menampar pria itu tapi itu tidak bisa di lakukan, ia tengah diikat.
******
"Siapa kalian"teriak Ella saat dua orang pria mendatanginya saat ia tengah beristirahat. Namun tanpa berkata dua orang itu langsung memegangi tangan Ella.
"Lepas, bajingan"teriak wanita muda itu.
Tangan dan kaki Ella sama-sama diikat, kondisinya sama seperti Lara.
******
Sedari tadi Liam,menatap layar handphone nya, ia mengirim banyak pesan pada Lara,tapi Lara tak membalasnya. Padahal ia ingin bicara tentang pembatalan perpisahan mereka namun entah apa jawaban Lara karena dari tadi handphone Lara tidak aktif.
"Dia membuat ku khawatir"ucap Liam
"Lebih baik aku mendatanginya"ucapnya lagi,namun belum saja ia bersiap-siap, seseorang seperti nya mengetuk pintu rumah nya.
"Mungkin itu Lara"ucap Liam,tak menunggu lama ia langsung berlari untuk membuka pintu.
Namun bukan Lara tapi itu adalah seorang tukang pos.
"Maaf apa ada yang bisa saya bantu?"tanya Liam
"Ada paket"ucap tukang pos itu sambil menyerahkan sebuah amplop.
Pria itu menandatangani nya, sebelum tukang pos itu pergi.
Liam membuka amplop itu, isinya cukup membuatnya terkejut. Dan ia semakin syok saat membaca nama itu.
Undangan pernikahan yang terdapat nama Lara serta seorang pria bernama Max. Ya itulah isi amplop itu, cukup membuatnya syok sampai akhirnya ia mengatur emosinya.
"Ya,ini jawaban mu"ucap Liam
Bersambung.
Vote comment ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Dia
Romance|Terdapat Unsur Dewasa| "KU KIRA KAU BENAR-BENAR MENCINTAI KU, KARENA KAU MENIKAHI KU, TERNYATA AKU SALAH, KAU MASIH MENCINTAI KEKASIH MU, TERBUKTI SAAT PERCINTAAN KITA KAU SELALU MENYEBUT NAMANYA, LALU KAU ANGGAP AKU INI APA?" ~~~~~~~~ "AKU TAU AKU...