3.Menemaniku

27.9K 1K 11
                                        

Lara duduk sendirian didepan cermin yang berada di kamarnya. Ia menatap dirinya sendiri.
Lara tak tau apa kurangnya dia, sampai-sampai Liam,tak mau menganggapnya ada.

Ia tak menyangka jika kisah pernikahannya, sesedih kisah di sebuah novel, bahkan lebih sedih.

Dan Lara teringat jika besok sang suami akan pergi bersama sang kekasih, meninggalkan Lara sendiri disini,Lara juga harus mencari sebuah kebohongan untuk menutupi kepergian sang suami pada keluarganya.

Lagi-lagi Lara harus meneteskan air mata, ia tak tau lagi apa yang ada dipikiran pria itu,sampai dengan teganya ia memilih untuk menemani kekasihnya dari pada istrinya.

Mungkin ia tak tau betapa Lara membutuhkan nya, dirinya dan hatinya,namun sayang diri dan hati Liam, hanya karena berikan pada Eliza. Lara memang di sentuh olehnya tapi bukan nama Lara yang terucap melainkan Eliza.

Lara tak bisa lagi menahan tangisnya, biarlah ada yang me dengan tangisan wanita ini, sudah sangat sakit selama ini,namun tak ada tempat untuk ia menceritakan masalahnya.

Lara sudah lelah menahan semua sakit yang ia rasakan selama ini, tapi cinta membuatnya tak bisa apa-apa,selain bertahan disini, dengan suami yang sama sekali tak mau memandangnya.

*******

Jam tujuh malam,Liam baru saja kembali ke rumah nya setelah tadi membantu Eliza. Namun pria itu merasa aneh, karena rumahnya terasa sepi, biasanya akan ada Lara yang menyambutnya, membawakan tasnya dan memberikan apa yang Liam butuhkan.

Ia tersenyum mengingat apa yang Lara lakukan,entah apa yang ia rasakan. Tapi kali ini ia benar-benar ingin melihat Lara .

Liam membuka pintu kamar nya,dan ia melihat Lara yang berada didepan cermin,Lara terlihat ketiduran.

"Lara, kenapa kau tidur disini"ucap Liam, sambil menyentuh lengan Lara.

Namun tak ada pergerakan apapun dari Lara.

"Lara.."beberapa kali Liam memanggil nama Lara namun tetap sama, akhirnya ia membalikan tubuh Lara,dan benar wanita itu pingsan dengan suhu badan tinggi.

Liam menggendong tubuh Lara, dan menidurkan nya di atas ranjang, setelah itu barulah ia menelfon dokter pribadinya agar datang ke rumah untuk memeriksa keadaan Lara.

*****

Liam termenung sambil menatap Lara yang masih pingsan, dokter sudah datang memeriksa keadaan nya,dan dokter mengatakan jika Liam, harus menemani Lara selama dua sampai tiga hari,ia benar-benar tak tau harus memprioritaskan mana,Lara istrinya yang sedang sakit atau Eliza kekasih nya yang bekerja.

Lara membuka matanya, kepalanya masih terasa pusing,ia sadar jika sekarang ia sudah berada di atas ranjang.

"Lara,kau sudah sadar"tanya seseorang yang tak asing bagi Lara. Perlahan Lara menatap ke samping nya dan ada Liam, yang sepertinya menunggu Lara.

"Kau tadi pingsan dan dokter bilang kalau kau sedang demam"ucap Liam,Lara mengangguk pelan karena saat ini ia benar-benar merasa pusing.

"Sebaiknya setelah ini kau makan lalu minum obat"ucap Liam.

"Tidak, besok saja"ucap Lara .

"Jika kau tidak mau minum obat sekarang, sepanjang malam kau akan merasa pusing"ucap Liam. Memang benar apa yang Liam ucapkan tapi Lara sedang malas untuk melakukan apapun.

"Besok aku akan membatalkan kepergian ku,dokter bilang aku harus menemani mu dua sampai tiga hari"jelas Liam,Lara menatapnya,ia berpikir untuk apa pria itu membatalkan kepergian nya hanya demi menemani Lara. Lara yak percaya itu.

"Tidak perlu,aku bisa di rumah sendiri, kamu harus menemani Eliza"ucap Lara lirih.

"Aku bisa berangkat empat hari lagi"ucap Liam,sambil menatap Lara. Tak ia sangka jika Lara adalah seorang wanita yang cukup keras kepala.

"Kamu harus tetap berangkat"ucap Lara. Lagi.

"Tidak,aku akan tetap menemanimu"putus Liam.

Bersambung.

Vote komen nya yaaa biar bisa fast up

Aku Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang