Dalam satu bulan, Lara mencoba kembali menata hidupnya, diantaranya adalah meminta izin kepada kampus tempat nya menempuh pendidikan, agar ia bisa membantu orang-orang yang memiliki masalah untuk bercerita atau meminta saran pada nya, sebut saja jika sekarang ia adalah seorang psikiater. Ia membuka tempat untuk orang-orang pemilik masalah itu, dirumahnya bukan di Rumah Sakit, selama sebulan ini,Lara menjeda orang yang tertutup,ia hanya akan menceritakan masalahnya pada Ella,dan untuk menjalin cinta, sepertinya ia sudah tak tertarik.Meski ia tau jika ia memiliki masalah namun,ia yakin jika masih banyak orang yang lebih berat masalahnya dari pada dirinya.
Sore itu hujan turun tak terlalu deras, Lara masih berada di ruangan tempat ia menyelesaikan masalah orang-orang, pekerjaan ini sangat nyaman,dari dulu ia sangat suka memberi saran pada orang-orang. Meski hidupnya tak jauh dari sebuah masalah.
Ella masuk ke dalam ruangan Lara, sambil membawa secangkir kopi hitam yang ia buat untuk Lara.
"Jadi sudah berapa orang yang ingin menyelesaikan masalah nya hari ini,dan apakah otakmu masih mampu memikirkan masalah mereka"ucap Ella panjang lebar. Lara tersenyum tipis.
"Baru seminggu aku membuka rumah psikiater ini,tapi sudah sangat banyak yang datang"ucap Kata, senyum tak luntur dari bibirnya meskipun Ella tau jika sahabatnya itu masih bersedih.
"Ini kopi untukmu"Ella menyerahkan secangkir kopi itu dimeja Lara. Ella masih ingat jika Lara lebih suka kopi dari pada teh, wajar saja ia tau,Ella adalah tempat semasa SMA,Lara.
******
Sebuah mobil hitam berhenti didepan tempat bernuansa putih dengan beberapa bunga yang tertata indah didepan rumah yang terdapat papan bertuliskan 'Rumah Psikiater'
Pria didalam mobil itu, keluar dari mobilnya. Masalah yang ia hadapi akhir-akhir ini membuatnya akhirnya datang kemari untuk menceritakan masalahnya kepada psikiater.
Baru saja ia masuk,ia disambut oleh wanita muda.
"Selamat datang,ada perlu apa"ucap wanita yang diketahui bernama Hana itu.
"Benar ini rumah psikiater yang baru dibuka seminggu lalu, saya kemari untuk menyelesaikan masalah saya"ucapnya pria itu.
"Baik,tapi siapa nama panggilan anda?"tanya wanita itu.
"Liam.."jawabnya,Hana mencatat nama itu, Hana tak salah ia memang tak tau apa-apa, baru lima hari ia bekerja disini itupun atas permintaan Lara yang butuh bantuan nya.
"Baik mari saya antar"ucap Hana dengan patuh Liam, mengikuti langkah kaki wanita itu. Aroma harum sudut ruangan ini terasa tak asing bagi nya.
Hana membuka ruangan Lara.
Sepertinya biasa Lara berada di ruangan nya sambil membaca sebuah buku tebal."Maaf, mengganggu,ada pasien"ucap Hana,Lara menatap Hana yang mengisyaratkan agar Hana pergi supaya tak mengganggu.
Langkah kakinya mulai memasuki sebuah ruangan dengan suasana memenangkan itu.
"Permisi"ucapnya,Lara menghentikan aktivitas membacanya saat mendengar suara pria yang sangat tidak asing baginya. Lara menatap pintu ruangan nya.
Dua-duanya sama-sama terkejut, melihat siapa yang mereka temui.
"Lara"ucap Liam.
"Liam"ucap Lara.
Bersambung.
Vote comment thx ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Dia
Romance|Terdapat Unsur Dewasa| "KU KIRA KAU BENAR-BENAR MENCINTAI KU, KARENA KAU MENIKAHI KU, TERNYATA AKU SALAH, KAU MASIH MENCINTAI KEKASIH MU, TERBUKTI SAAT PERCINTAAN KITA KAU SELALU MENYEBUT NAMANYA, LALU KAU ANGGAP AKU INI APA?" ~~~~~~~~ "AKU TAU AKU...