20.Jangan Pergi

26.2K 731 30
                                    

Hai, ini aku pria yang selalu menyakiti mu..
Sekarang aku sudah mendapat balasan itu, wanita itu pergi dariku, hidupku tidak lagi sama seperti saat aku bersama mu dulu.
Hidupku tak sesempurna saat kau bersama ku, dan sayangnya itu semua baru aku sadari setelah kau pergi.
Bertemu lagi dengan mu, membuat ku merasa jika kau sudah bahagia dengan hidup baru mu, tanpa pria bajingan seperti ku.
Aku memutuskan untuk melepaskan mu, karena aku ingin kau menemukan kebahagiaan mu.
Setelah aku bisa memastikan kau bahagia,aku akan pergi dari hidupmu.

Maaf dan terimakasih <3

Lara meneteskan air matanya lagi setelah membaca surat yang Liam berikan padanya, surat itu mengisyaratkan betapa sedihnya kehidupan pria itu saat ini.

Lara teringat jika tadi,Liam melihatnya bersama Max.

"Tidak, aku tidak ingin dia pergi"ucap Lara,ia meletakkan surat itu kembali lalu berlari keluar rumah nya,ia mencari taksi agar ia bisa sampai ke rumah Liam,saat ini juga.

*****

Taksi itu berhenti tepat didepan halaman rumah Liam,Lara segera membayar taksi itu barulah ia berlari ke rumah yang sudah tertutup itu.

Lara mengetuk pintu itu berkali-kali namun tak ada jawaban,mobil pria itu pun tak ada.

"Liam, buka pintunya ku mohon"teriaknya yang tentunya sambil terisak.

Lara tidak bisa membiarkan Liam pergi,Tadi hanya kesalah pahaman, ia tak ada hubungan apa-apa dengan Max,meski mereka kenal lama tapi Lara tak menganggap nya lebih.

Lara mencoba membuka pintu rumah Liam, yang ternyata tidak dikunci. Lara membuka nya dan langsung berlari menuju kamar,ia harus memastikan bahwa pakaian milik Liam,masih lengkap dilemari.

Dikamar pun pria itu tak ada,Lara langsung membuka kamar mandi yang ada dikamar Liam. Awalnya iseng tapi, kejadian memalukan pun terjadi, pasalnya saat itu Liam tengah berada di kamar mandi dan sedang membersihkan diri yang tentunya dengan tubuh telanjang.

Karena panik,Lara langsung memeluk pria itu tanpa perduli keadaan nya.

"Lara,ada apa, kenapa kau kemari"ucap Liam,bukan tak ingin mendapat pelukan ini tapi dirinya terutama bagian bawah nya sangat tersisa.

"Kamu jangan pergi"ucap Lara,Liam terdiam, mungkin Lara sudah membaca surat dari nya.

Lara masih memeluk nya sampai Lara pun merasakan sebuah sentuhan dari sebuah benda keras diperutnya.

"Lara,kau bisa keluar dulu"ucap Liam,Lara melepas pelukannya lalu menatap milik pria dihadapannya yang sudah berdiri tegak itu.

"Maaf aku membuatnya bangun"ucap Lara dengan polosnya,Liam menatap Lara sekilas lalu menggendong tubuh Lara untuk ia bawa keatas ranjang. Ia langsung menidurkan tubuh Lara diatas ranjang,dan menatapnya sekilas, ia sudah menggila akibat kehilangan tubuh itu. Perlahan ia melepas semua baju yang Lara kenakan hingga hanya menyisakan penyangga dada Lara.

"Lara maafkan aku tapi,kau yang membuat ku seperti ini"ucap Liam, Lara terdiam,ia hendak berkata agar Liam tak melakukan ini,namun terlebih dahulu ia merasa jika bra nya terlepas.

"Aahh.."ucapan itu terganti oleh desahan saat ia merasakan sebuah remasan di payudaranya.

Lara tak bisa menolak sentuhan memabukkan ini, percuma jika ia menolak karena Liam akan tetap melakukan nya.

Mulut pria itu ia gunakan untuk menghisap payudara kanan Lara dan sebelah kiri ia remas dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya terus mengocok vagina Lara.

"Aahh..."desah Lara saat ia tak kuasa mendapat setiap sentuhan dari Liam.

"Yes call my name baby.."ucap Liam setelah ia melepaskan mulutnya dari dada Lara.

"Aahh...Li..am.."desahnya panjang, Lara tak bisa menahan lagi,ia rasa ia akan keluar.

"Aku..ingin..keluar...aahh.."racau Lara, ia semakin merasakan kedutan itu saat jemari pria diatasnya semakin kencang mengocok milik Lara.

"Keluarkan sayang"ucap Liam, Lara tersipu mendengar kata panggilan sayang itu,tapi ia tak tau siapa yang Liam lihat saat ini,Lara atau Eliza.

"Aahh.."cairan milik Lara keluar dari kemaluannya, dibarengi dengan desahan panjang nya.

Peluh membasahi wajahnya saat ini. Liam menatapnya lalu mengecupnya singkat sebelum ia menempatkan tubuhnya tepat berada di depan milik Lara.

Lara menatapnya,ia takut kembali sakit karena milik pria itu amatlah besar. Belum lagi nanti saat nama Eliza yang disebut oleh Liam.

"Hent...Aaaahhh"belum saja Lara berkata agar Liam berhenti tapi benda besar itu sudah berhasil masuk kedalam milik Lara,sampai Lara berteriak.

"Lara,maaf aku akan melakukannya perlahan"ucap Liam, Lara menatapnya sendu lalu ia mengangguk pasrah.

Gerakan perlahan dari Liam, membuat Lara kembali merasakan sensasi terpenuhi, sakit dan juga nikmat dalam satu waktu yang bersamaan.

"Aahh"desahnya saat Liam, meremas-remas payudara. Lara bisa merasakan kenikmatan baik dibawah ataupun diatasnya.

Percintaan mereka cukup lama,sampai keduanya sama-sama mencapai titik kepuasan nya.

"Aahhhh"desah panjang Lara saat merasakan semburan cairan dari pria yang ia cintai yang kini menyentuh nya tanpa menyebut nama Eliza.

Bersambung.

Vote comment for fast up :)

Aku Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang