Berduaan dengan Daniel yang satu ini membuat diri Amora tidak tahu harus berbuat apa. Seharian dia melihat tingkah pria jangkung itu seperti bocah laki-laki dimana saat mereka pergi ke taman bermain, Daniel bukanlah pria dewasa yang terlihat seperti tadi pagi saat membentak Amora melainkan Daniel yang selalu memangilnya dengan Mamah dan selalu merajuk.
"Oh tuhan apa yang terjadi dengan pria itu?" Tanya Amora pada dirinya sendiri tidak menemukan benang merah di antara benang warna-warni di benaknya. Daniel berlari ke hadapannya dengan membawa es krim di tangnya yang sudah mencair dan lihat bibir sexy nya sudah belepotan tidak berbentuk. Buru-buru Amora mematikan benda pipih yang dia mainkan ditangn nya barusan.
Amora mendecak kesal melihat Daniel yang bermain dengan anak kecil yang usianya beda jauh darinya dan sekarang pria itu sudah duduk di samping dengan semberono tidak tahu malu.
"Mama ayo pulang udah sore, capek, mau mandi juga." Ajak Daniel dengan suara rengekan yang tidak sesuai dengan wajah tegasnya.
Amora bukanlah perempuan lemah lembut ataupun penyayang namun melihat bekas es krim di mulut dan tangan Daniel membuat dirinya mengambil tisu basah untuk membersihkan sisa cokelat disana. Sampai dirinya tidak sadar sudah mengelap bibir itu agak lama untuk mengagumi pahatan tuhan di depannya sungguh mendekati kata sempurna.
"Alamat rumah bapak dimana? Biar mama antara ya." Ujar Amora mendapat gelengan dari Daniel. "Daniel gak tahu mah."
Memutar bola matanya malas, ternyata Amora sebal dan jengkel dengan Daniel yang tidak tahu menahu rumahnya dimana. Sekarang dirinya terpaksa memesan satu kamar hotel untuk pria jangkung di sampingnya yang selalu menebar senyuman yang Amora benci.
Di depan resepsionis hotel berbintang lima itulah Daniel dan Amora berdiri disapa oleh pegawai. Amora sedikit bingung dengan petugas hotel yang kelebihan ramah pada tamunya sampai kebingungannya terjawab oleh suara resepsionis wanita cantik menyambutnya dengan ramah, terdengar seperti menjilat.
"Tuan William tidak mungkin memakai kamar biasa Ms Reginald."
"Kenapa pula tidak boleh toh juga Aku yang membayar semua ini." jawab Amora dengan suara sombongnya seperti biasa.
Sang resepsionis tersenyum simpul ke arah Daniel yang tersenyum bak dewi penggoda pria membuat Amora jengah entah karena apa namun tindakan pria jangkung itu membuat mata pegawainya tertuju pada dirinya. Daniel memeluk tubuh mungil Amora dari belakang dengan gemas terlihat dimata staf sangat romantis.
"Pengen tidur, cepat!" Rengek Daniel dengan manja membuat semua pegaiwanya semakin menutup mulut tidak percaya tuannya yang anti bersifat seperti anak abege yang kehilangan malu, walupun mudah senyum ke semua orang, di mata orang Daniel bukanlah anak manja seperti apa yang mereka lihat atau pengaruh gadis yang berada di dalam pelukannya.
Sang resepsionis berdaham untuk mengalihkan suasana canggung yang terasa lalu memberi kunci kamar vip, tempat yang selalu bosnya kunjungi jika berkunjung ke hotelnya.
Amora spontan melepas diri dengan cepat.
Amora bukan perempuan polos munafik yang tidak tahu di dalam pikiran staf hotel milik Daniel, bosnya melakukan hal seperti ini membuat ide di kepala cantik Amora berjalan bak kereta api berjalan.
"Udah gak sabar tidur di ranjang sama mama sayang." Ujar Amora hangat, mendapat anggukan antusias dari Daniel dan dehaman dari para sataf bersamaan yang mulai bubar setelah menonton adegan dadakan barusan.
Tidak terasa sang Surya tergantikan dengan gelapnya malam seperti waktu isya ini. Amora sudah berduaan dengan Daniel yang keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit pinggang liat itu sampai lutut. Amora tercekat melihat kotak-kotak di perut Daniel sampai tidak berkedip.
"Mamah pakein baju." Rengek Daniel, hilang sudah kesan sexy yang Amora kagumi barusan, melihat pria jangkung itu bertingkah layaknya bocah duduk dilantai.
Menghela napas dengan kasar lalu duduk meraih baju yang Daniel pakai barusan karena sungguh Amora tidak tahu dimana letak baju Daniel jadi dia gunakan apa yang bisa di raih.
"Mamah gak Mandi entar sakit loh." Peringat Daniel khawatir terjadi sesuatu terhadap ibunya.
"Mamah baik-baik aja, sekarang bapak tidur ya. Udah malem gak baik ok." Ujar Amora sudah menepuk atas ranjang tanda menyuruh Daniel berbaring disana. Amora ingin pulang mengganti bajunya yang terasa lengket di kulit. Walaupun Amora kabur tadi pagi bukan berarti dirinya tidak harus pulang kerumah karena dipikir secara logika saja dapat duit dari mana dirinya kalau bukan uang ayahnya.
"Peluk mah." Rengek Daniel saat sudah berada dibawah selimut memandang Amora dengan mata dibuat selunak mungkin.
Amora tidak bisa bersentuhan langsung dengan orang lain tapi Daniel punya cara untuk memaksa, seakan-akan seperti biasa dan pria itu selalu mengejutkan Amora dengan segala tingkah lakunya.
Memeluk? Tidak mungkin, Amora yang anti bersentuhan dengan orang melakukan hal-hal seperti itu jadi dia hanya duduk di samping ranjang lalu menepuk pundak Daniel terhalang selimut yang menghadap dirinya. "Tidurlah."
________________________
"Kalian bebas berkomentar disini karena punya HAM"😙
SEE YOU💕✅
KAMU SEDANG MEMBACA
SELICIK IBLIS
Romance{ BELUM DITERBITKAN, APALAGI DI FILIMKAN!!} Daniel bukanlah sosok yang kejam ataupun sangar apalagi cool melainkan sosok yang suka menebar senyum entah dimanapun sampai di anggap orang-orang kalau sosoknya sangat humoris. Hangat? Tentu saja, siapa y...